Selasa, 12 Januari 2010

“RUH MANUSIA BERGANTUNG SEMBAHANNYA” part# 1

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga kita semua tetap selalu dalam lindungan-Nya, amin. Salam serta shalawat semoga tetap atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya serta umatnya yang istiqomah berittiba’ di belakang beliau.

Temen-temen yang dirahmati Allah, untuk kali ini kami akan sampaikan tentang “RUH MANUSIA BERGANTUNG SEMBAHANNYA”, namun kami akan mengirimnya bersambung mengingat artikel ini lumayan panjang.

Muqadimah:
Bersumber dari Ihya ‘Ulum Al-Din, bab “Aja’ib Al-Qalb”,

sejak zaman Al-Ghazali, orang-orang ingin sekali shalat dengan khusyu’, dan sejak masa itu pula mereka diberi tahu bahwa agar shalat mereka khusyu’, hendaklah mereka memperbanyak zikir. Sebab dengan berzikir kepada Allah, setiap hati akan tenang. (QS Al-Ra’du: 28). Namun, orang ternyata masih mengeluh: “Zikir sudah dibacakan tetapi shalat tidak khusyu’.” Artinya, meskipun zikir sudah banyak dibaca, syetan tetap saja bisa masuk dan menggoda orang yang sedang shalat. Kalau begitu, apakah zikirnya yang salah?

Menurut Al-Ghazali, zikir saja tidak cukup untuk mengusir syetan. Ia memberi contoh dengan perumpamaan berikut: Kalau kita di pinggir jalan, lalu ada anjing yang hendak mengganggu kita dan kita membentaknya, maka anjing itu akan lari. Tetapi bila di sekitar kita banyak makanan anjing, misalnya tulang dan daging, maka anjing itu tidak akan pergi meskipun dibentak. Kalaupun dia pergi, paling hanya sebentar untuk kemudian mengintai lagi, menunggu kita lengah. Jadi, zikir itu seperti sebuah gertakan terhadap syetan. Zikir baru akan efektif kalau hati kita bersih dari makanan syetan.

Kalau hati kita seperti itu, zikir kita akan berhasil menghardik syetan. Namun, bila hati kita masih dipenuhi makanan syetan, zikir sebanyak apapun tidak akan sanggup mengusir syetan. Oleh sebab itu, bila kita ingin zikir kita mempunyai kekuatan, kita harus membersihkan hati kita dari makanan-makanan syetan.

Berdasarkan ayat-ayat Al-Qur’an, hati ini mempunyai dua jenis pintu. Pertama, pintu yang ke dalamnya masuk cahaya Rabb (nur rabbani); dan kedua, pintu yang ke dalamnya syetan masuk. Pintu cahaya Rabb hanya satu sedangkan pintu syetan amat banyak.

“Sesungguhnya ini adalah jalan-Ku yang lurus. Maka ikutilah aku dan janganlah kalian mengikuti banyak jalan , karena kelak kalian akan bercerai-berai dari jalan-Nya.” (QS Al-An’am: 153).

Tugas kita memang berat. Kita harus membuka satu pintu dan menutup sejumlah pintu yang banyak.

Sebelum Imam Al-Ghazali menjelaskan hal itu, ia bercerita tentang seseorang yang bertanya kepada Hasan Al-Bashri tentang syetan, “Hai Abu Sa’id, apakah syetan tidur atau tidak?” Al-Bashri tersenyum dan berkata, “Sekiranya syetan bisa tidur, pasti bisa istirahat.” Jadi, kita tidak bisa istirahat, karena syetan selalu mengintai kita dan kebetulan kita menyediakan pintu yang banyak untuk masuk nya syetan itu.


Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bersambung ke part*2

Sumber: Meraih Cinta Ilahi, Jalaluddin Rakhmat

Tidak ada komentar:

Posting Komentar