Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Apa kabar temen-temen, semoga kita senantiasa berada dalam selimut cinta-Nya, amin.
Masih melanjutkan bahasan yang kemarin;
B. Ancaman dan Kemurkaan Allah terhadap Orang-orang yang Meninggalkan Jihad.
Kaum muslimin yang mengabaikan dan tidak memperdulikan perkara ini kemudian mereka meninggalkan hijrah dan jihad, maka bersiap-siaplah menerima ancaman dan kemurkaan Allah Subhanahu wata’ala seperti paparan berikut ini.
1. Jika kaum muslimin enggan berjihad, mereka akan disiksa dengan azab yang pedih.
Firman Allah Subhanahu wata’ala yang artinya:
“hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat ikut berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak dapat memberikan kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS at-Taubah: 38-39)
2. Kaum muslimin yang meninggalkan jihad, mereka akan ditimpa kehinaan yang sangat parah, dan kehinaan itu tidak akan hilang sehingga mereka kembali berjihad.
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anh berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bila kamu berjual beli dengan ‘inah (dengan cara riba dan penipuan), mengikuti ekor-ekor sapi, menyukai bercocok tanam, dan kamu meninggalkan jihad, Allah akan menimpakan kehinaan ke atas kamu yang tidak akan dicabut sehingga kamu kembali kepada agamamu.” (HR Ahmad, Abu Dawud)
3. Jika suatu kaum meninggalkan jihad, maka Allah akan hinakan dan azab mereka.
Abu Bakar Ash-Shidiq berkata:
“Wahai manusia sesungguhnya pada tahun pertama di dalam bulan seperti bulan ini aku telah mendengar Rasulullah berbicara di atas mimbar: “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah melainkan Allah hinakan mereka. Dan tidaklah suatu kaum meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar melainkan Allah ratakan azab atas mereka.” (HR Sa’id bin Mansur di dalam Syifaa’ ash-Shuduur).
4. Allah akan menimpakan kefakiran kepada suatu kaum yang meninggalkan jihad.
Dari Mujalid, dari Sya’bi ia berkata:
“Ketika Abu Bakar Ash-Shidiq naik mibar, beliau menyebutkan hadits dan di dalam hadits itu beliau mengatakan, “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah kecuali Allah timpakan kefakiran terhadap mereka.” (HR Ibnu ‘Asakir. Lihat Masyaari’ul Asywaaq ila Mashori’il ‘Usy-syaaq, 1/108)
Kefakiran yang dimaksud bukanlah kefakiran dalam harta benda semata tetapi fakir jiwa, sehingga mereka sangat takut berhadapan dan menentang musuh-musuh Allah Subhanahu wata’ala dan musuh mereka.
“Bukanlah kaya itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kaya yang sebenarnya adalah jiwa yang kaya.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, ibnu Majah).
5. Orang yang mengatakan bahwa sekarang bukanlah zaman jihad, dilaknat oleh Allah, Malaikat dan semua manusia.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Jihad itu akan senantiasa manis dan segar selama hujan turun dari langit. Akan datang suatu zaman pada manusia yang pada zaman itu ada ulama diantara mereka yang mengatakan: “Sekarang ini bukan zaman jihad lagi. Sesiapa yang mengalami zaman tersebut, maka sebaik-baik zaman adalah jihad.” Mereka (para sahabat) berkata: Wahai Rasulullah adakah orang yang berkata semacam itu? “Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Ya, yaitu orang yang dilaknat oleh Allah, Malaikat dan manusia semuanya.” (HR Sa’id bin Mansur di dalam Syifaa’ ash-Shuduur)
6. Orang yang mati sedangkan ia belum pernah berperang dan tidak tergerak hatinya untuk berperang, ia mati pada satu cabang kemunafikan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesiapa yang mati sedangkan ia belum pernah berperang dan tidak pernah hatinya tergerak untuk berperang maka ia mati pada satu cabang kemunafikan.” (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i)
7. Orang yang tidak berperang atau tidak membantu perlengkapan orang yang berperang atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, ia akan ditimpa kegoncangan sebelum hari kiamat.
Dari Abu Umamah, dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda:
“Sesiapa yang tidak berperang atau tidak membantu persiapan orang yang berperang, atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, niscaya Allah timpakan kepadanya kegoncangan.” Yazid bin Abdu Rabbihi berkata: “Di dalam hadits yang diriwayatkannya ada perkataan “sebelum hari kiamat” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, ad-Daarimi)
Wallahu A’lam,
Semoga bermanfaat.
^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar