Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Apa kabar temen-temen? Syukur Alhamdulillah kepada Allah Subhanahu wata’ala yang masih memberikan kesempatan kepada kita untuk belajar menambah khazanah keilmuan kita tentang ajaran agama-Nya.
Salam serta shalawat kapada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, manusia agung, manusia paling bertaqwa yang kita ikuti sunnahnya.
MENOLAK KEBENARAN KARENA AROGAN
Temen-temen yang dirahmati Allah, Kadang tiada yang menghalangi suatu kebenaran ketika ia mengahampiri kita kecuali sifat angkuh, arogan yang ada di dalam dada. Meski hati membenarkan, namun akal telah terselimuti kecongkakan.
Begitu pula yang terjadi pada masa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dimana ketika beliau telah memutuskan untuk berda’wah secara terang-terangan langkah pertama yang diambil beliau adalah beliau berdiri diatas sebuah bukit lantas memanggil kaum Quraisy untuk berkumpul: “Wahai kaum Quraisy, kesinilah kalian semua, aku akan memberikan sebuah berita kepada kalian!!”
Mendengar panggilan lantang dari Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, lantas berduyun-duyun kaum Quraisy berdatangan. “Saudara-saudaraku, jika aku memberi kabar kepadamu, bahwa dibalik bukit ini ada musuh yang sudah siaga hendak menyerang kalian, apakah kalian semua percaya?”
Tanpa ragu semua hadirin menjawab mantap, “Percaya!!!”
Lantas Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam kembali bertanya, “Kenapa kalian langsung percaya, tanpa membuktikan terlebih dahulu?”
“Engkau tidak sekalipun pernah berbohong, wahai al Amin. Engkau manusia paling jujur yang kami kenal”, jawab mereka mantap.
Mendengar jawaban itu, Nabi tersenyum lantas berkata, “Oleh karena itu saudaraku, pada saat ini aku memberi berita penting kepadamu, bahwa aku ini utusan Allah, Rabb yang Esa, dan hanya Dia-lah yang patut disembah oleh umat manusia.”
Mendengar da’wah ini, sebagian dari mereka ada yang langung percaya dan beriman, ada yang membisu ragu, ada yang marah-marah, mengumpat bahkan ada yang melempari Muhammad, seperti yang dilakukan Abu Lahab.
Peristiwa ini memperlihatkan bahwa, sebenarnya mereka mengakui atas apa yang diucapkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam karena mereka tahu Muhammad tidak pernah berbohong, namun penolakan itu karena mereka tidak mau merubah keyakinan lama, sebagai wujud arogansi kaum tua (seperti Abu Lahab dan kawan-kawan) untuk menerima ajaran baru dari orang yang jauh lebih muda (seperti Muhammad)
Hikmah:
Siapapun orangnya yang mau bertazdabur (mempelajari islam) secara kritis, kreatif, arif tanpa pretensi “permusuhan” hampir dipastikan akan mengakui keluhuran islam.
Faktor ketidakmautahuan acapkali menimbulkan sikap curiga bahkan dihinggapi sikap islamo-phobia.
Padahal agama islam itu rasional, tidak bertentangan dengan fitrah kemanusiaan. Bahkan bila siapapun mau menyimak cermat, kritis dan arif terhadap islam ideal (yang bersumber Al-qur’an dan Hadits) niscaya dia akan dapat menangkap sinar keluhuran islam.
Wallahu’alam.
Semoga bermanfaat.
^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: Kisah dan Hikmah 1, Dhuroruddin Mashad
Rabu, 13 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar