Kamis, 21 Januari 2010

Iman dan Kesabaran Sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen, semoga selalu dalam ridha Allah Subhanahu wata’ala.
Salam serta shalawat semoga tetap kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga beserta sahabatnya.

B. Iman dan Kesabaran Sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Temen-temen fillah, melanjutkan bahasan mengenai kesabaran, berikut ini kami paparkan contoh kesabaran para shalihin, sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
1. Ammar bin Yasir dan Keluarganya
Dari Jabir radhiyallahu ‘anh bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari melewati Ammar dan keluarganya, dan mereka sedang disiksa, maka beliau bersabda,
“Bergembiralah wahai keluarga Ammar dan keluarga Yasir, sesungguhnya Jannah telah dijanjikan untuk kalian.” (HR Hakim, lihat al Mustadrak ‘ala ash shahihain 3/438)

Dari Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anh berkata, “Ketika aku berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di Bat-haa, kami lihat Ammar, ayah dan ibunya sedang disiksa oleh kaum Quraisy di bawah panasnya terik matahari agar mereka meninggalkan islam. Maka berkata ayah Ammar, “Wahai Rasulallah, siksaan yang ditimpakan kepada kami telah demikian kerasnya,” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bersabarlah (kalian wahai keluarga Yasir), Ya Allah ampuni keluarga Yasir, jawab Yasir, “Ya, aku akan tetap sabar.” (HR Ahmad 1/62 – no: 439, Majma’ az Zawaa-id 7/227).

Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (an-Nahl: 106).

2. Bilal bin Rabah.
Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anh ia berkata, “Yang pertama menganut islam sebanyak tujuh orang yaitu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar, Ammar beserta ibunya Sumayyah, Shuhaib, Bilal dan Miqdad bin al Aswad radhiyallahu ‘anhum. Rasullullah terlindung dengan pamannya, sedang Abu bakar terlindung dengan kaumnya, sedang yang lainnya semuanya ditimpa siksaan dengan besi dan dijemur di terik panas matahari, sehingga tidak seorang pun dari mereka kecuali menerima kehendak kaum Quraisy, kecuali Bilal bin Rabah yang tabah sekali menghadapi siksaan kaumnya, dimana kaumnya menyiksa dengan diseret oleh anak-anak kecil keliling kota mekkah, sedang beliau hanya berkata Ahad…. Ahad….

Abu Nu’aim meriwayatkan dari Hisyam bin ‘Urwah, ia berkata, “Pernah pada suatu hari ketika Bilal disiksa, Waraqah bin Naufal mendengar Bilal berkata, “ahad, ahad, ahad.” Kemudian waraqah berkata kepada Bilal, “Apakah kamu berkata Ahad, Ahad, Ahad, wahai Bilal? Lalu Waraqah menemui majikannya Ummayah bin Khalaf karena dialah yang menyiksa Bilal dan berkata kepadanya, “Demi Allah kalau sampai Bilal terbunuh pasti akan kupuja kuburnya.”

Bilal terus disiksa, dan pada suatu hari Abu Bakar lewat kemudian berkata kepada Umayyah, “Tidakkah kamu takut kepada Allah atas perbuatanmu itu kepada hamba yang miskin ini, sampai kapankah kamu akan melepaskan orang ini?” Umayyah menjawab, kamu sendiri yang merusak aqidahnya, karena itu selamatkanlah ia sekehendakmu.”Abu Bakar menjawab, “Aku punya hamba hitam lebih kuat daripadanya dan seaqidah denganmu, karena itu akan kutukarkan dengannya.” Usul abu Bakar disetujui Umayyah lalu ditukarkannya. (Hayatush Shahabah 1/288-289)

(Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa Abu Bakar membeli Bilal dengan harga yang berlipat – Red)

3. Mus’ab bin Umair
Mus’ab bin ‘Umair pada zaman jahiliyyah tergolong sebagai pemuda tampan dan pujaan para gadis di kota Makkah. Kedua orang tuanya sangat cinta dan amat menyayanginya, dan ibunya tergolong orang yang paling kaya dan selalu memanjakan anaknya dengan memberikan pakaiannya yang paling bagus. Ia adalah orang yang paling harum baunya di kota Makkah, dan selalu memakai sandal kasut dari Hadramaut.
Nabi Shallallahu ‘alaihiwasallam pernah menceritakan keadaan Mus’ab bin Umair di masa mudanya. Dia adalah orang yang paling tampan di kota Makkah, tidak ada yang paling bagus pakaian dan tidak ada yang paling nikmat kehidupannya dari Mus’ab bin Umair.

Ketika mendengar kenabian Muhammad ia pergi ke rumah Arqam bin abil Arqam untuk menyatakan keislamannya kepada beliau. Selama beberapa waktu ia menyembunyikan keislamannya, khawatir diketahui oleh ibu dan kaumnya, sementara ia tetap pergi ke rumah Arqam secara rahasia. Pada suatu hari ada yang memberitahukan kepada ibunya, bahwa Mus’ab dilihatnya melakukan shalat. Oleh karena itu Mus’ab dipenjarakan oleh ibunya dan kaumnya, dan tidak dilepaskan dari penjara sampai ia berhijrah ke Habsyah. Wajahnya telah berubah karena susah, sehingga ibunya berhenti menyiksanya. Hari-hari kehidupannya dilaluinya dengan penuh kemiskinan dan penderitaan. Ibunya mogok makan karena Mus’ab tidak mau kembali pada agama nenek moyangnya sehingga ibunya mati, Mus’ab tetap istiqomah dalam prinsip dan pendiriannya bagai batu karang di tengah lautan. Hingga akhir hayatnya ia hidup melarat dan miskin demi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Ketika di Makkah dahulu tak seorangpun kulihat lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari pada kamu. Tetapi sekarang ini rambutmu kusut masai yang hanya dibalut dengan sehelai burdah.” (At Thabaqaat al Kubraa 3/121)

Dan sabdanya lagi,

“Dahulu aku lihat Mus’ab ini, tidak ada seorangpun pemuda di Makkah yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya. Kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Demikian sebagian kecil dari contoh kesabaran para Shalihin dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, potret laki-laki shalih yang terbaik sepanjang sejarah manusia.
Semoga kita dapat mengikuti dan mencontoh para Shalihin dalam kesabaran mereka menghadapi penderitaan dan kemiskinan tatkala mengarungi perjalanan jihad fie sabilillah.

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Sumber: Karakteristik Lelaki Shalih, Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar