Senin, 11 Januari 2010

PENYAKIT KUFUR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen fillah, semoga kita selalu istiqomah di jalan-Nya, amin.
Untuk kesempatan kali ini kita akan membahas mengenai penyakit-penyakit yang bersarang di hati manusia, diantaranya yang pertama adalah;

PENYAKIT KUFUR

Kufur adalah tiadanya pembenaran dan penerimaan atas sesuatu yang dilihat fitrah dasar dan akal sehat sebagai kebenaran. Diantara perkara yang dianggap wajib penerimaan atasnya adalah iman kepada Allah, para Nabi, dan hari pembalasan (kebangkitan).

Secara umum, pengaruh penyakit kufur bagi jiwa adalah seperti penyakit yang merusak sistem pencernaan dalam tubuh, dimana makanan dan minuman tak dapat melampaui batas kerongkongan manusia. Atau, meskipun dapat, perut akan menolaknya. Jika tidak diobati, seluruh kekuatan tubuh tak kan dapat bekerja dan orang bersangkutan akan mati.

Buta Hati Total,

Sebagaimana ujung dari kekufuran adalah buta hati total; tak dapat membedakan kebenaran dari kebatilan dan kesehatan dari rasa sakit. Dia tak memiliki harapan apapun, dan tak ada yang dapat diharapkan darinya. Dia tak memahami keburukan, sehingga dia tak dapat menjauhinya. Kemampuan membedakan telah hilang darinya, sehingga tak mengakui bahwa dia menderita penyakit hati, apalagi mencari obatnya.
Kekafiran Bersama Kebodohan,

Kekafiran terbagi dua; Kekafiran bersama kebodohan dan kekafiran bersama ilmu.
Orang kafir yang bodoh tak ingin memahami kebenaran dan mengingkari apa yang tak diketahui dan tak diterimanya. Serupa dengan mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dan hidup di lingkungan orang kafir. Mereka mengikuti ayah-ayah dan para pemuka mereka. Oleh karena itu mereka mengingkari kebenaran tanpa ilmu. Allah Subhanahu wata’ala berfirman yang artinya:

“Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut sesuatu agama, dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka.” (al-Zukhruf:23)

Kekafiran Bersama Ilmu,

Adalah mengenai kebenaran (al-haq), tetapi tidak menerimanya lantaran berlawanan dengan kesenangan dan keinginan hatinya, atau dia menolak lantaran kesombongan dan iri hati.

Orang-orang musyrik makkah mengenal Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dengan baik. Mereka yakin bahwa beliau benar serta berakal, dan al-Qur’an bukanlah perkataan manusia. Namun kesombongan, arogansi, dan iri hati telah menjadikan mereka mendustakan kenabian dan menuduh beliau berbohong, melakukan sihir, dan gila

Orang Tak Beragama; Mengetahui tapi Mengingkari
Di hati kecil, mereka menerima dan yakin akan keberadaan Allah dan hari pembalasan. Mereka berusaha menggambarkan kebatilan menjadi sebuah kebenaran, dengan cara mendasarkan diri kepada hal-hal yang samar (Syubhat) dan lemah serta bujukan syetan agar mereka puas dan rela atas diri mereka sendiri.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman yang artinya:

“Dan mereka mengingkari karena kezaliman dan kesombongan (mereka) padahal hati mereka meyakini (kebenaran)nya” (al-Naml:14)

Balasan Dunia,

Telah kita katakan, jika tidak diobati, penyakit kekafiran akan membawa pada binasanya sifat kemanusiaan seseorang, bahkan sampai pada taraf tak bermanfaatnya nasihat apapun baginya.

“Sesungguhnya orang-orang kafir, sama saja bagi mereka, kamu beri peringatan atau tidak kamu beri peringatan, mereka tidak akan beriman.” (al-Baqarah:6)
“Bahkan, sebenarnya Allah telah mengunci mati hati mereka…” (al-Nisa:155)[
“Maka tatkala mereka berpaling (dari kebenaran), Allah memalingkan hati mereka…” (al-Shaf:5)

Mereka terus-menerus dalam kekafiran, kedurhakaan, keras kepala dan mengkonfrontasi kebenaran. Ketika itu Allah akan menambah penyakitnya hingga akhirnya menutup seluruh hatinya. Pada hakikatnya, ini adalah sebentuk azab ruhani (spiritual) yang sedang menderanya di dunia ini, dan kelak diakhirat mereka mendapat azab yang yang lebih dahsyat lagi.

Kita semua hanya bisa berdoa memohon kepada Allah Subhanahu wata’ala, supaya kita semua terhindar dari penyakit hati tersebut. Amin ya Rabbal’alamin.

Semoga bermanfaat,

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber: QALBUN SALIM, Abdullah Husain Dasteghib

Tidak ada komentar:

Posting Komentar