Jumat, 29 Januari 2010

# Celaan Bagi Orang yang Lalai Membaca Al-Qur’an.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga masih tetap dalam keimanan dan semangat dalam membaca dan mempelajari Al-Qur’an. Tiada hari tanpa membaca kitab suci-Nya.

Temen-temen yang kami cintai karena Allah, untuk kali ini kita akan membahas yang selanjutnya yakni;

# Celaan Bagi Orang yang Lalai Membaca Al-Qur’an.

Anas bin Malik meriwayatkan bahwa banyak sekali orang yang membaca Al-Qur’an, namun Al-Qur’an melaknatinya. (Riwayat Tirmidzi dan Ahmad).

Abu Sulaiman ad-Darini juga berkata, “Malaikat Zabaniyah lebih cepat menghukum penghafal Al-Qur’an yang bermaksiat kepada Allah Subhanahu wata’ala dari pada penyembah berhala, yaitu ketika mereka mendurhakai Allah Subhanahu wata’ala setelah membaca Al-Qur’an.”

Di dalam kitab taurat di sebutkan kalimat berikut ini,

“Wahai hambaku, tidakkah engkau merasa malu kepada-Ku saat kamu menerima kitab dari sebagian saudaramu, sementara engkau berjalan di jalan, lalu berpaling dari jalanmu. Kamu kemudian duduk sambil membaca dan merenungkannya huruf demi huruf hingga tidak ada yang tertinggal satu huruf pun. Ini adalah kitab yang Aku turunkan kepadamu agar kamu menelaahnya, bahwa betapa banyak perkataan yang aku jelaskan dan betapa banyak kalimat yang Aku ulangi agar kamu merenungkan semua itu, namun engkau malah berpaling darinya. Hamba-Ku, apakah Aku lebih hina dari saudara-saudaramu. Tatkala saudaramu hendak menyampaikan keperluannya kepadamu, lalu kamu memerhatikannya sepenuh hatimu. Apabila seseorang berbicara denganmu atau terganggu oleh hal lainnya maka kamu memperingatinya agar berhenti. Inilah Aku yang datang bercerita kepadamu, tetapi kamu malah berpaling dengan sepenuh hatimu dari-Ku. Apakah di sisimu Aku lebih hina daripada saudara-saudaramu? Sungguh Allah Mahatinggi dan Mahaagung daripada itu semua.”


# Etika Membaca Al-Qur’an.

Orang yang hendak membaca Al-Qur’an sebaiknya dalam keadaan berwudhu dan bersikap sopan, baik dalam posisi berdiri maupun duduk. Namun waktu yang paling utama adalah pada saat shalat sambil berdiri.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Siapa saja yang membaca Al-Qur’an kurang dari tiga hari, maka ia tidak akan memahaminya.” (HR Haitsami).

Oleh karenanya, mayoritas ulama tidak suka mengkhatamkan Al-Qur’an dalam satu hari. Mereka lebih suka mengkhatamkannya selama seminggu. Selain itu, membaca Al-Qur’an juga dianjurkan dengan tartil.

Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

Sungguh Al-Qur’an ini turun dengan kesedihan, maka apabila kalian mebacanya, resapilah dengan sepenuh hati.” (HR Ibnu Majah dan Baihaqi).

Hendaknya para pembaca Al-Qur’an memperhatikan hak ayat-ayat sajdah, yaitu anjuran untuk bersujud (sambil membaca bacaan yang telah ditetapkan) apabila mendengar bacaan ayat sajdah dari orang lain atau apabila membacanya sendiri ketika dalam keadaan berwudhu. Di dalam Al-Qur’an terdapat 14 ayat sajdah (menurut Imam Syafi’i).


Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.


^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Sumber: Mukhtashar Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali.

Kamis, 28 Januari 2010

# Keutamaan Membaca Al-Qur’an.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga tetap semangat dalam beramal sesuai kemampuan kita masing-masing. Semoga Rahmat Allah selalu menyelimuti kita semua.

Salam serta shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga beserta sahabatnya.

Ikhwah fillah yang kami cintai karena Allah, untuk hari ini dan beberapa hari kedepan kita akan membahas mengenai “Keutamaan membaca Al-Qur’an, Etika, juga amalan hati ketika membacanya”.

# Keutamaan Membaca Al-Qur’an.

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Barang siapa yang membaca Al-Qur’an, kemudian ia menganggap bahwa ada orang lain yang diberi keutamaan lebih dari padanya, maka sungguh ia telah meremehkan apa yang dianugerahkan kepada Allah Subhanahu wata’ala kepadanya.” (HR Thabrani).

Beliau juga bersabda:
“Tidak ada pemberi syafaat yang lebih utama kedudukannya di sisi Allah Subhanahu wata’ala pada hari kiamat nanti dari pada Al-Qur’an; bukan seorang nabi, malaikat, ataupun yang lainnya.” (HR Muslim dan Darimi).

Dalam hadits yang lain, beliau bersabda:

“Sungguh, Allah Subhanahu wata’ala telah membaca surat Thaaha dan Yasin dua ribu tahun sebelum menciptakan makhluk-Nya. Ketika Malaikat mendengar Al-Qur’an, mereka berkata, “Sungguh beruntung umat yang diturunkan Al-Qur’an kepada mereka, raga yang telah mengamalkan (kandungan Al-Qur’an), dan lisan yang membacanya.”” (HR Darimi).

Temen-temen, betapa agung keutamaan membaca kitab suci Al-Qur’an. Ia akan menjadi syafaat kelak pada hari kiamat bagi orang yang gemar membaca dan mengamalkannya. Ia menjadi pelipur lara bagi hati yang gundah, obat mujarab bagi hati yang dilanda sakit. Banyak manfaat yang bisa kita ambil yang semua itu takkan habis terurai di lembaran sempit ini.

Semoga kita semua bisa istiqomah dalam membaca, mengkaji, memahami dan syukur bisa mengamalkan kitab yang juga merupakan “Surat cinta” teragung dari Allah yang Maha Agung.

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.


^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Sumber: Mukhtashar Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali

Selasa, 26 Januari 2010

Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen, Alhamdulillah kami bisa menyapa Anda semua pagi ini, semoga hujan yang mengguyur adalah kucuran rahmat dari-Nya dan tidak menghalangi kita untuk bergegas mengambil air wudhu dan segera menghadap-Nya.

Salam serta shalawat semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.

Ambil Madunya, Tapi Jangan Hancurkan Sarangnya!

Di mana pun kelembutan itu berada, ia akan menghiasi tempat itu. Demikian halnya bila ia dicabut dari suatu tempat, ia akan mengotorinya. Kelembutan tutur kata, senyuman tulus di bibir, dan sapaan-sapaan hangat yang terpuji saat bersua merupakan hiasan-hiasan yang selalu dikenakan oleh orang-orang mulia.
Semua itu merupakan sifat seorang mukmin yang akan menjadikannya seperti seekor lebah; makan dari makanan yang baik dan menghasilkan madu yang baik. Dan bila hinggap pada setangkai bunga, ia tidak pernah merusaknya. Semua itu terjadi karena Allah menganugerahkan pada kelembutan sesuatu yang tidak Dia berikan kepada kekerasan.

Diantara manusia terdapat orang-orang “istimewa” yang membuat banyak kepala tunduk hormat menyambut kedatangannya, banyak massa berjubel ingin melihat mukanya, banyak hati bersimpati padanya dan bayak jiwa memujanya. Dan mereka itu tak lain adalah orang-orang yang banyak dicintai dan dibicarakan manusia dikarenakan kedermawanan, kejujurannya dalam berjual beli, serta keramahan dan sopan santunnya dalam bergaul.
Mencari banyak teman merupakan tuntunan dalam hidup yang selalu dicontohkan oleh orang-orang terhormat dikarenakan akhlaq dan perilakunya yang terpuji. Mereka itulah orang-orang yang selalu berada ditengah-tengah kerumunan manusia dengan senyum yang merekah, keramahan yang menentramkan dan sopan santun yang menyejukkan. Dan karena itu, mereka selalu ditanyakan dan didoakan ketika tak terlihat.

Orang-orang yang bahagia memiliki tuntunan akhlaq yang secara garis besar tercakup dalam slogan:

“Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik, maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia.” (QS. Fushshilat: 34).

Begitulah, mereka dapat memupuskan rasa dengki dengan emosi yang terkendali, kesabaran yang menyejukkan, dan kemudahan memaafkan yang menentramkan. Mereka adalah orang-orang yang mudah melupakan kejahatan dan mengingat kebaikan orang lain. Karena itu, tatkala kata-kata kotor dan keji terlontar untuk mereka, telinga mereka tidak pernah memerah dibuatnya. Bahkan mereka memandang kata-kata itu sebagai angin lalu yang tak kan pernah kembali.

Merka itulah orang-orang yang selalu dalam kedamaian, orang-orang yang berada di sekitar mereka merasa aman, dan kaum muslimin yang bersama mereka pun merasa tentram.

“Orang muslim adalah orang yang jika orang muslim lainnya tidak merasa terganggu oleh lisan dan tangannya. Sedang orang mukmin adalah orang yang membuat orang lain merasa aman terhadap darah dan hartanya.” (Al-Hadits)

“Sesungguhnya Allah memerintahkanku untuk menyambung tali silaturahmi pada orang yang memutuskan silaturahmi denganku. Aku diperintahkan untuk mengampuni orang yang berlaku zalim terhadapku dan memberi kepada orang yang tidak pernah memberi kepadaku.” (Al-Hadits).

“Dan orang-orang yang menahan amarahnya dan memaafkan (kesalahan).” (QS. Ali ‘Imran: 134)

Sampaikan kabar gembira kepada mereka bahwa balasan Allah atas keteduhan, ketentraman, dan kedamaian mereka adalah akan disegerakan.

Sampaikan pula sebuah kabar gembira kepada mereka bahwa mereka juga akan mendapat balasan besar di akhirat berupa surga-surga dan sungai-sungai yang indah di sisi Rabb mereka kelak. Yakni,

“Di tempat yang disenangi di sisi Rabb Yang Berkuasa.” (QS. Al-Qamar: 55).


Wallahu a’alam.
Semoga bermanfaat.


^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

Sabtu, 23 Januari 2010

TAQWA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Alhamdulillah kami masih bisa menyapa Anda kembali pagi ini, semoga kita semua selalu dalam lindungan-Nya. Amin ya Rabbal ‘alamiin.

Salam serta shalawat semoga tetap tercurah kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.

TAQWA

Temen-temen yang kami cintai karena Allah, tentunya kita semua sudah paham apa itu taqwa. Dimana kita sebagai hamba-Nya telah sampai pada derajad yang mulia ini ketika kita bisa dengan sungguh-sungguh menjalankan segala yang diperintah oleh Allah Subhanahu wata’ala dan menjauhi segala yang menjadi larangan-Nya.

Dengan iman yang kokoh insya Allah kita akan sampai pada derajat itu, insya Allah.

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kepada Allah dengan sebenar-benarnya taqwa kepada-Nya.” (Ali Imran: 102)

Dalam bertaqwa ini pun Allah tidak membebankan melebihi apa yang menjadi kesanggupan kita. Kita hanya disuruh bertaqwa sesuai kesanggupan kita, tentunya kita pun harus berusaha sungguh-sungguh untuk mencapai derajat itu meski pada akhirnya Allah juga yang akan menentukan tinggi rendahnya kadar ketaqwaan kita.

“Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu.” (At-Taghabun: 16)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaqwalah kamu kepada Allah dan berkatalah dengan perkataan yang benar.” (Al-Ahzab: 70)

Temen-temen yang dirahmati Allah, perhatikan juga janji Allah dalam firman-Nya:
“Siapa saja yang bertaqwa kepada Allah niscaya Dia akan memberinya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangka.” (Ath-Thalaq: 2-3)

“Jika kamu bertaqwa kepada Allah, niscaya Dia akan memberikan kepadamu furqaanan dan menghapuskan segala kesalahan-kesalahan dan mengampuni (dosa-dosa)mu. Dan Allah mempunyai karunia yang besar.” (Al-Anfal: 29)

Selain itu, bagi hamba yang bertaqwa tiada jaminan terbaik dari Allah kecuali surga yang penuh dengan kenikmatan.

Abu Umamah Shuday bin ‘Ajlan Al-Bahili radhiyallahu ‘anh, ia berkata: “Saya mendengar Rasulullah Shallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah pada haji Wada’: “Bertaqwalah kamu sekalian kepada Allah, shalatlah kalian lima kali sehari semalam, berpuasalah pada bulan Ramadhan, tunaikanlah zakat harta bendamu serta patuhlah kepada pemimpin-pemimpin kalian, maka kalian akan masuk surga.” (HR Tirmidzi, dia berkata: Hadits ini hasan shahih)

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.


^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: Kumpulan Hadits dari Riyadhus Shalihin, Imam An-Nawawi dengan beberapa tambahan.

Kamis, 21 Januari 2010

Iman dan Kesabaran Sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen, semoga selalu dalam ridha Allah Subhanahu wata’ala.
Salam serta shalawat semoga tetap kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga beserta sahabatnya.

B. Iman dan Kesabaran Sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Temen-temen fillah, melanjutkan bahasan mengenai kesabaran, berikut ini kami paparkan contoh kesabaran para shalihin, sahabat-sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam.
1. Ammar bin Yasir dan Keluarganya
Dari Jabir radhiyallahu ‘anh bahwasanya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pada suatu hari melewati Ammar dan keluarganya, dan mereka sedang disiksa, maka beliau bersabda,
“Bergembiralah wahai keluarga Ammar dan keluarga Yasir, sesungguhnya Jannah telah dijanjikan untuk kalian.” (HR Hakim, lihat al Mustadrak ‘ala ash shahihain 3/438)

Dari Ustman bin Affan radhiyallahu ‘anh berkata, “Ketika aku berjalan bersama Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam di Bat-haa, kami lihat Ammar, ayah dan ibunya sedang disiksa oleh kaum Quraisy di bawah panasnya terik matahari agar mereka meninggalkan islam. Maka berkata ayah Ammar, “Wahai Rasulallah, siksaan yang ditimpakan kepada kami telah demikian kerasnya,” Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bersabarlah (kalian wahai keluarga Yasir), Ya Allah ampuni keluarga Yasir, jawab Yasir, “Ya, aku akan tetap sabar.” (HR Ahmad 1/62 – no: 439, Majma’ az Zawaa-id 7/227).

Allah subhanahu wata’ala berfirman,
“Barang siapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya azab yang besar.” (an-Nahl: 106).

2. Bilal bin Rabah.
Ahmad dan Ibnu Majah meriwayatkan dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anh ia berkata, “Yang pertama menganut islam sebanyak tujuh orang yaitu: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam, Abu Bakar, Ammar beserta ibunya Sumayyah, Shuhaib, Bilal dan Miqdad bin al Aswad radhiyallahu ‘anhum. Rasullullah terlindung dengan pamannya, sedang Abu bakar terlindung dengan kaumnya, sedang yang lainnya semuanya ditimpa siksaan dengan besi dan dijemur di terik panas matahari, sehingga tidak seorang pun dari mereka kecuali menerima kehendak kaum Quraisy, kecuali Bilal bin Rabah yang tabah sekali menghadapi siksaan kaumnya, dimana kaumnya menyiksa dengan diseret oleh anak-anak kecil keliling kota mekkah, sedang beliau hanya berkata Ahad…. Ahad….

Abu Nu’aim meriwayatkan dari Hisyam bin ‘Urwah, ia berkata, “Pernah pada suatu hari ketika Bilal disiksa, Waraqah bin Naufal mendengar Bilal berkata, “ahad, ahad, ahad.” Kemudian waraqah berkata kepada Bilal, “Apakah kamu berkata Ahad, Ahad, Ahad, wahai Bilal? Lalu Waraqah menemui majikannya Ummayah bin Khalaf karena dialah yang menyiksa Bilal dan berkata kepadanya, “Demi Allah kalau sampai Bilal terbunuh pasti akan kupuja kuburnya.”

Bilal terus disiksa, dan pada suatu hari Abu Bakar lewat kemudian berkata kepada Umayyah, “Tidakkah kamu takut kepada Allah atas perbuatanmu itu kepada hamba yang miskin ini, sampai kapankah kamu akan melepaskan orang ini?” Umayyah menjawab, kamu sendiri yang merusak aqidahnya, karena itu selamatkanlah ia sekehendakmu.”Abu Bakar menjawab, “Aku punya hamba hitam lebih kuat daripadanya dan seaqidah denganmu, karena itu akan kutukarkan dengannya.” Usul abu Bakar disetujui Umayyah lalu ditukarkannya. (Hayatush Shahabah 1/288-289)

(Ada juga riwayat yang mengatakan bahwa Abu Bakar membeli Bilal dengan harga yang berlipat – Red)

3. Mus’ab bin Umair
Mus’ab bin ‘Umair pada zaman jahiliyyah tergolong sebagai pemuda tampan dan pujaan para gadis di kota Makkah. Kedua orang tuanya sangat cinta dan amat menyayanginya, dan ibunya tergolong orang yang paling kaya dan selalu memanjakan anaknya dengan memberikan pakaiannya yang paling bagus. Ia adalah orang yang paling harum baunya di kota Makkah, dan selalu memakai sandal kasut dari Hadramaut.
Nabi Shallallahu ‘alaihiwasallam pernah menceritakan keadaan Mus’ab bin Umair di masa mudanya. Dia adalah orang yang paling tampan di kota Makkah, tidak ada yang paling bagus pakaian dan tidak ada yang paling nikmat kehidupannya dari Mus’ab bin Umair.

Ketika mendengar kenabian Muhammad ia pergi ke rumah Arqam bin abil Arqam untuk menyatakan keislamannya kepada beliau. Selama beberapa waktu ia menyembunyikan keislamannya, khawatir diketahui oleh ibu dan kaumnya, sementara ia tetap pergi ke rumah Arqam secara rahasia. Pada suatu hari ada yang memberitahukan kepada ibunya, bahwa Mus’ab dilihatnya melakukan shalat. Oleh karena itu Mus’ab dipenjarakan oleh ibunya dan kaumnya, dan tidak dilepaskan dari penjara sampai ia berhijrah ke Habsyah. Wajahnya telah berubah karena susah, sehingga ibunya berhenti menyiksanya. Hari-hari kehidupannya dilaluinya dengan penuh kemiskinan dan penderitaan. Ibunya mogok makan karena Mus’ab tidak mau kembali pada agama nenek moyangnya sehingga ibunya mati, Mus’ab tetap istiqomah dalam prinsip dan pendiriannya bagai batu karang di tengah lautan. Hingga akhir hayatnya ia hidup melarat dan miskin demi cinta kepada Allah dan Rasul-Nya

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,

“Ketika di Makkah dahulu tak seorangpun kulihat lebih halus pakaiannya dan lebih rapi rambutnya dari pada kamu. Tetapi sekarang ini rambutmu kusut masai yang hanya dibalut dengan sehelai burdah.” (At Thabaqaat al Kubraa 3/121)

Dan sabdanya lagi,

“Dahulu aku lihat Mus’ab ini, tidak ada seorangpun pemuda di Makkah yang mengimbangi dalam memperoleh kesenangan dari orang tuanya. Kemudian ditinggalkannya semua itu demi cintanya kepada Allah dan Rasul-Nya.”

Demikian sebagian kecil dari contoh kesabaran para Shalihin dari kalangan sahabat Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam, potret laki-laki shalih yang terbaik sepanjang sejarah manusia.
Semoga kita dapat mengikuti dan mencontoh para Shalihin dalam kesabaran mereka menghadapi penderitaan dan kemiskinan tatkala mengarungi perjalanan jihad fie sabilillah.

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Sumber: Karakteristik Lelaki Shalih, Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman.

Selasa, 19 Januari 2010

IMAN ADALAH KEHIDUPAN

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Alhamdulillah kami bisa menyapa Anda kembali, semoga iman selalu tersemat di hati.

IMAN ADALAH KEHIDUPAN

Orang-orang yang sesungguhnya paling sengsara adalah mereka yang miskin iman dan mengalami krisis keyakinan. Mereka ini, selamanya akan berada dalam kesengsaraan, kepedihan, kemurkaan, dan kehinaan.

“Dan barang siapa berpaling dari peringatan-Ku, maka sesungguhnya baginya kehidupan yang sempit.” (QS Thaha: 124)

Tak ada sesuatu yang dapat membahagiakan jiwa, membersihkannya, menyucikannya, membuatnya bahagia dan mengusir kegundahan darinya, selain keimanan yang benar kepada Allah Subhanahu wata’ala, Rabb semesta alam. Singkatnya, kehidupan akan hambar tanpa iman.

Dalam pandangan para pembangkang Allah yang sama sekali tidak beriman, cara terbaik untuk menenangkan jiwa adalah dengan bunuh diri. Menurut mereka, dengan bunuh diri orang akan terbebas dari segala tekanan, kegelapan dan bencana dalam hidupnya. Betapa malangnya hidup yang miskin iman! Dan betapa pedihnya siksa dan azab yang akan dirasakan oleh orang-orang yang menyimpang dari tuntunan Allah di akhirat kelak!

“Dan, (begitu pula) Kami memalingkan hati dan penglihatan mereka seperti mereka belum pernah beriman kepadanya (al-Qur’an) pada permulaannya, dan Kami biarkan mereka bergelimang dalam kesesatannya yang sangat sesat.” (QS Al-An’am: 110)

Kini, sudah saatnya dunia menerima dengan tulus ikhlas dan beriman dengan sesungguhnya bahwa, “tidak ada Ilah selain Allah”. Betapapun, pengalaman dan uji coba manusia sepanjang sejarah kehidupan dunia ini dari abad ke abad telah mebuktikan banyak hal; menyadarkan akal bahwa berhala-berhala itu tahayul belaka, kekafiran itu sumber petaka, pembangkangan itu dusta, para rasul itu benar adanya, dan Allah benar-benar Sang Pemilik kerajaan langit dan bumi – segala puji bagi Allah dan Dia sungguh-sungguh Maha Kuasa atas segala sesuatu.

Seberapa besar – kuat atau lemah, hangat atau dingin – iman Anda, maka sebatas itu pula kebahagiaan, ketentraman, kedamaian dan ketenangan Anda.

“Barang siapa mengerjakan amal shalih, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik, dan sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS An-Nahl: 97)

Maksud kehidupan yang baik (hayatan thayyibah) dalam ayat ini adalah ketenangan jiwa mereka dikarenakan janji baik Rabb mereka, keteguhan hati mereka dalam mencintai Dzat yang menciptakan mereka, kesucian nurani mereka dari unsur-unsur penyimpangan iman, ketenangan mereka dalam menghadapi setiap kenyataan hidup, kerelaan hati mereka dalam manerima dan menjalani ketentuan Allah, dan keikhlasan mereka dalam menjalani takdir. Dan itu semua adalah karena mereka benar-banar yakin dan tulus menerima bahwa Allah adalah Rabb mereka, islam agama mereka, dan Muhammad adalah nabi dan rasul yang diutus Allah untuk mereka.

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

Sabtu, 16 Januari 2010

KARAKTERISTIK LELAKI SHALIH | SABAR MENGHADAPI UJIAN ALLAH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Syukur Alhamdulillah kami masih bisa menyapa Anda semua, semoga selalu dalam limpahan rahmat-Nya.

Shalawat serta salam semoga tetap kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.

Sahabat, kali ini kami akan membahas lagi masalah Karakteristik lelaki shalih, yaitu pada point;

SABAR MENGHADAPI UJIAN ALLAH.

A. Hidup adalah Ujian
Hakekat hidup manusia di dunia ini dalam pandangan islam adalah ujian. Manusia diciptakan Allah untuk diuji, apakah mereka bersyukur atau kufur. Allah mengabarkan dalam firman-Nya:

“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari setetes mani yang bercampur, yang Kami hendak mengujinya (dengan perintah dan larangan), karena itu Kami jadikan mereka dapat mendengar dan melihat. Sesungguhnya Kami telah menunjukkan jalan yang lurus, ada yang bersyukur dan ada yang benar-benar kafir.” (QS al-Insan, 76: 2-3).

“Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS al-Anbiyaa’, 21: 35).

“Dan Kami tidak mengutus rasul-rasul sebelummu, melainkan mereka sungguh memakan makanan dan berjalan di pasar-pasar. Dan Kami jadikan sebahagian kamu cobaan bagi sebahagian yang lain. Maukah kamu bersabar?; dan adalah Rabb-mu Maha Melihat.” (QS al-Furqan, 25: 20).

Dengan demikian, maka hidup itu adalah suatu perjuangan (jihad). Dan tidak ada perjuangan tanpa resiko. Berjuang berarti berani berkorban. Takut berkorban maka perjuangan tidak akan sukses.

Perjuangan dakwah dan jihad tidak pernah sunyi dari resiko. Dan pada gilirannya akan membawa penderiataan dan kesakitan bagi si Da’I dan mujahid. Selain itu adakalanya jihad meminta pengorbanan harta, tenaga, waktu, keringat, air mata dan hingga nyawa. Sejauh mana komitmen seseorang dengan jihad fie sabilillah, sebatas itu pula kesiapan untuk berjuang di jalan Allah, seberapa banyak pengorbanan yang ia keluarkan di jalan Allah, maka setinggi itulah kemuliaan dan penghormatan yang diterima di sisi Allah kelak.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Orang-orang yang paling berat ujiannya adalah para Nabi dan orang-orang shalih. Sungguh diantara mereka ada yang mengalami kemiskinan sehingga ia tidak memiliki apa-apa selain pakaian yang dipakainya. Dan ada yang diuji dengan penyakit kulit (bisul) sehingga membawa maut. Dan diantara mereka memang ada yang lebih sukar untuk ditimpa ujian dari pada diberi karunia (kekayaan).” (HR Ibnu Majah & Ibnu Abi Ad-Dunya, lihat at Targhiib wa at Targhiib 4/141 – no: 5158).

Abu Hurairah radhiyallahu ‘anh berkata, bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:

“Siapa yang dikehendaki Allah suatu kebaikan, maka ia diberi musibah (penderitaan, kesengsaraan, kemiskinan).” (HR Bukhari, Ahmad dan Malik).

“Sesungguhnya besarnya pahala itu tergantung pada besarnya ujian bala’ dan sesungguhnya siapa yang ridha mendapat ujian, tentu baginya keridhaan Allah, dan siapa yang murka mendapat ujian, tentu baginya murka Allah.” (HR at-Tirmidzi, Abu Dawud).

“Tidak henti-hentinya ujian menimpa kepada orang mukmin laki-laki maupun wanita, baik mengenai dirinya maupun sanak keluarganya atau harta kekayaannya, hingga pada waktu menghadap Allah tidak ada lagi yang tinggal dari dosa-dosanya.” (HR Ahmad, Tirmidzi).

Bersambung Insya Allah….

Maha Benar Allah dan Rasul-Nya.
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Sumber: Karakteristik Lelaki Shalih, Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman.


Pemberitahuan:

Sekarang QOLBUN SALIM juga bisa di akses melalui:
http://debyanhajiprastyo.blogspot.com/

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Rabu, 13 Januari 2010

~SEBAB-SEBAB TIMBUL CINTA.

~SEBAB-SEBAB TIMBUL CINTA.

Abriansyah M. Noor wroteon December 25, 2009 at 6:27am

Assalamu'alaikum Warahmatullahi wabarkatuh...


Segala sesuatu timbul atau terjadi didahului oleh sebab-sebab.
Ini juga termasuk sunnatullah yang berlaku pada tiap kejadian.

Firman Allah dalam surah Al-Kahfi :84-85, yang artinya :

"Sesungguhnya Kami teguhkan dia di bumi, dan kami datangkan akan dia dari tiap-tiap suatu ada sebab. Lantas dia ikuti sebab itu."

Seseorang jatuh cinta terhadap orang lain setelah berlaku beberapa sebab. Begitu juga seorang yang cinta kepada Allah Subhanahu Wata'ala.

Di antara sebab-sebab yang membawa seorang hamba cinta terhadap Allah adalah sebagai berikut :

1. Sering membaca Al-Qur'an dan memahamkan isi dan maksudnya. Setiap ayat dari ayat-ayat Al-Qur'an yang berjumlah 6666 ayat itu sekalipun menerangkan berbagai masalah dan kejadian, tetapi intinya, tujuannya dan maksudnya adalah menerangkan kebesaran, keagungan dan rahman Allah.

Bila seorang sering membaca Al-Qur'an dengan mengerti akan maksud dan tujuannya, pasti timbul padanya rasa cinta terhadap Allah Ta'ala.

2. Sering taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah dengan menjalankan ibadah-ibadah sunnat sesudah menjalankan ibadah Fardhu.
Merasakan enak dan gemar melakukan ibadaha-ibadah, bukan saja menunjukkan cinta terhadap Allah, juga menjadi sebab timbulnya rasa cinta itu.

Orang-orang yang syirik yang sering memuja dan mendatangi batu-batu berhala sesembahannya, lama-lama timbul rasa cinta terhadap berhala-berhala itu.

Begitu juga kalau seorang sering mengurus seekor binatang peliharaannya, menjadi cinta terhadap binatang peliharaannya itu.

Lebih-lebih terhadap Allah, bila kita sering melakukan ibadah terhadapnya pasti akan timbul rasa cinta itu.

3. Memperbanyak dzikir (mengingat Allah) dengan hati, dengan lidah, dan dengan amal perbuatan yang diperintahkan dan digemari oleh Allah.
Jangan sampai dalam hidup kita berlalu masa , dimana kita tak ingat Allah samasekali.

Biasakanlah menyebut nama Allah dalam segala hal ; yaitu menyebut Basmalah (Bismillaahirrahmaanirrahiim), sebelum memulai setiap pekerjaan.

Menyebut hamdallah (Alhamdulillaah) sehabis mengerjakan setiap pekerjaan, Istiqfar (Astaqfirullaah) bila melakukan sesuatu kesalahan atau kejahatan. Dan lain-lain kalimat dzikir yang sudah kita pelajari diantaranya : 5 kalimat agung yang sangan disukai Allah Ta'ala, yaitu ;

Subhanallaah, Alhamdulillaah, Allahu Akbar, Lahaula wala quwwata illa billahil aliyyil adzim, dan Lailahaillallah. Termasuk dzikir mengingat dan memperhatikan alam semesta dengan susunannya yang indah, mengagumi kembang-kembang dengan warna-warni dan baunya dan lain-lain.

4. Berjuang menundukkan hawa nafsu yang nyata-nyata bertentangan dengan keridhaan Allah.
Jangan membiarkan diri bergelimang dalam memuaskan hawa dan nafsu itu.

5. Pelajarilah nama-nama Allah, sifat-sifat-Nya dan perbuatan-Nya, dan ingati semua itu dengan hati.
Setiap nama dari nama-nama Allah dan setiap dari sifat-sifat-Nya bila dipelajari dan diingati, akan meneteskan rasa cinta terhadap Allah ke dalam lubuk hati.

6. Melihat segala ni'mat, kebaikan dan rahmat yang diturunkan Allah kepada diri kita sendiri, kepada keluarga dan manusia umumnya dan memperkatakan nikmat-nikmat itu akan menambah rasa cinta terhadap Allah.

7. Sering berkhalwat (bersunyi diri sendiri) menghubungkan jiwa sekujur perasaan kita dengan Allah, berkhalwat bermohon sambil berdo'a atau bermunajat kepada-Nya, berkhalwat membaca firman-firman Allah dengan adab dan sopan, lalu diakhiri dengan minta ampun dan taubat.

8. Bergaul dengan orang-orang shaleh yang menjadi kekasih Allah, mendengarkan kata-kata dan nasehat-nasehat dari mereka.

9. Meninggalkan omongan-omongan yang tak berguna, yang tak mengandung kemaslahatan bagi diri sendiri atau bagi orang lain. Apalagi pembicaraan yang mengandung dosa dan dusta.

10. Menjauhi segala sebab yang membatasi antara hati kita dengan Allah Subhanahu Wata'ala.

Dengan menempuh dan menjalani segala sebab dan hal-hal yang tersebut diatas ke dalam hati dan jiwa kita, akan menetes atau mengalir rasa kecintaan terhadap Allah.
Dan inilah yang mengakibatkan kecintaan Allah terhadap kita.

Dua faktor pula yang menyampaikan kita ke arah ini ;

1. Pembawaan jiwa dan hati kita sendiri, atau persediaan jiwa dan hati kita untuk mencapai kedudukan ini.

2. Terbukanya mata hati ('Ainul Basirah), yaitu mata dari hati yang bukan hanya dapat menangkap benda-benda nyata, tetapi dapat melihat segala rahasia yang berada dibalik alam benda.

Semoga Allah Subhanahu Wata'ala senantiasa memberikan kesempatan dan kemampuan kepada kita untuk mencapai kedudukan cinta dan dicintai oleh Allah Subhanahu Wata'ala, Amin Ya Rabbal Alamin..

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

GANTI ITU DARI ALLAH

GANTI ITU DARI ALLAH

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, pagi ini Allah masih berkenan memberi kesempatan kepada kita semua untuk menghirup udara segar, menyambut mentari pagi yang selalu memberi sinar harapan baru dalam hidup ini.

Salam serta shalawat semoga tetap atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabat beliau dan kepada umatnya yang istiqomah pada jalannya.

Sahabat ketahuilah, Allah tidak pernah mencabut sesuatu dari Anda, kecuali Dia menggantinya dengan sesuatu yang lebih baik. Tetapi, itu terjadi apabila Anda bersabar dan tetap ridha dengan segala ketetapan-Nya.

“Barang siapa Kuambil dua kekasihnya (matanya) tetap bersabar, maka Aku akan mengganti kedua(mata)nya itu dengan surga.” (Al-Hadits)

Dan,

“Barang siapa Kuambil orang yang dicintai di dunia tetap mengharapkan ridha(Ku), niscaya Aku akan menggantinya dengan surga.” (Al-Hadits).

Yakni, barang siapa kehilangan anaknya tetap berusaha untuk bersabar, maka di alam keabadian kelak akan dibangunkan untuknya sebuah Baitul Hamd (Istana Pujaan).

Maka, Anda tak usah terlalu bersedih dengan musibah yang menimpa Anda, sebab yang menentukan semua itu adalah Dzat yang memiliki surga, balasan, pengganti, dan ganjaran yang besar.

Para waliyullah yang pernah ditimpa musibah, ujian dan cobaan akan mendapatkan penghormatan yang agung di surga Firdaus. Itu tersirat dalam firman-Nya,

“Selamat atasmu karena kesabaranmu. Maka alangkah baiknya tempat kesudahan itu.” (QS. Ar-Ra’d: 24).

Betapapun, kita harus selalu melihat dan yakin bahwa dibalik musibah terdapat ganti dan balasan dari Allah yang akan selalu berujung kepada kebaikan kita. Dengan begitu, kita akan termasuk,

“Mereka itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Rabb mereka, dan mereka itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah: 157).

Ini merupakan ucapan selamat bagi orang-orang yang mendapat musibah dan kabar gembira bagi orang-orang yang mendapat bencana.

Umur dunia ini sangat pendek dan gudang kenikmatannya pun sangat miskin. Adapun akhirat, lebih baik dan kekal. Sehingga barang siapa di dunia mendapat musibah ia akan mendapat kesenangan di akhirat kelak, dan barang siapa hidup sengsara di dunia ia akan hidup bahagia di akhirat.

Wahai orang-orang yang tertimpa musibah, sesungguhnya tak ada sesuatu pun yang hilang dari kalian. Kalian justru beruntung, karena Allah selalu menurunkan sesuatu kapada para hamba-Nya dengan “surat ketetapan” yang disela-sela huruf kalimatnya terdapat suatu kelembutan, empati, pahala, ada balasan, dan juga pilihan. Maka dari itu, siapa saja yang tertimpa musibah yang hebat, ia harus menghadapinya dengan sabar, mata yang jernih dan pola pikir yang panjang. Dengan begitu, ia akan menyaksikan bahwa buah manis dari musibah itu adalah:

“Lalu, diadakan diantara mereka dinding yang mempunyai pintu. Di sebelah dalamnya ada rahmat dan di sebelah luarnya dari situ ada siksa.” (QS. Al-Hadid: 13).

Dan sesungguhnya apa yang di sisi Allah itu lebih baik, lebih abadi, lebih utama, dan lebih mulia.


Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.


^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

SEMOGA RUMAHMU MEMBUAT BAHAGIA

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga Setiap langkah yang kita ayunkan, sejauh yang kita tempuh selalu dalam rangka memberi manfaat kepada kita pribadi dan sesama. Ketika kita tidak bisa berbuat hal yang membawa manfaat, berdiam di rumah adalah pilihan utama. Salam serta shalawat semoga terlimpah kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga beserta sahabatnya.

SEMOGA RUMAHMU MEMBUAT BAHAGIA

Mengasingkan diri yang diajarkan syariat dan sunah Rasul adalah menjauhkan diri dari kejahatan dan pelakunya, orang-orang yang banyak waktu kosongnya, orang-orang yang lalai, dan orang-orang yang suka membuat huru-hara. Dengan begitu, jiwa Anda akan selalu terkendali, hati menjadi tenang dan sejuk, pikiran selalu jernih, dan Anda akan merasa leluasa dan bahagia berada di taman-taman ilmu pengetahuan.

Mengasingkan diri (‘uzlah) dari semua hal yang melalaikan manusia dari kebaikan dan ketaatan merupakan obat yang sudah diuji coba dan dibuktikan kemujarabannya oleh para pengobatan hati. Banyak cara untuk menjauhkan diri dari kejahatan dan permainan yang sia-sia. Diantaranya adalah; mengisi waktu dengan menyuntikkan wawasan baru ke dalam akal pikiran, menjalankan semua hal yang sesuai dengan kaidah “takut kepada Allah”, dan juga menghadiri majlis-majlis pertaubatan dan dzikir. Betapapun, perkumpulan atau majlis yang terpuji dan patut dikunjungi adalah yang digunakan untuk menjalankan shalat berjamaah, menuntut dan mengajarkan ilmu, atau untuk saling membantu dalam kebaikan. Maka dari itu, hindarilah majlis-majlis yang tidak jelas tujuannya dan tidak pula berguna! Jaga kesucian kulit Anda, tangisilah kesalahan Anda, dan jagalah lidah! Semoga, dengan itu rumah Anda dapat membahagiakan hati Anda.

Pergaulan antara laki-laki dan perempuan merupakan serangan mematikan bagi jiwa dan ancaman yang membahayakan keamanan dan kedamaian diri Anda. Pasalnya, melakukan hal itu berarti anda telah bergaul dengan setan-setan pembisik desas-desus, penebar kabar bohong, peramal bencana dan petaka. Dan itu, akan membuat anda mati tujuh kali dalam sehari sebelum Anda benar-benar mati. Maka,

“Jika mereka berangkat bersama-sama kamu, niscaya mereka tidak menambah kamu selain dari kerusakan belaka.” (QS. At-Taubah: 47)

Atas dasar itu, harapan saya adalah supaya Anda menjalani bagaimanapun kondisi Anda, tetap menyendiri di ‘kamar’ Anda dan hanya keluar untuk berkata dan berbuat baik saja. Pada saat seperti itu hati Anda akan benar-benar menjadi milik Anda, sehingga waktu dan umur Anda selamat dari kesia-siaan, lidah Anda terhindar dari menggunjing (ghibah), hati anda bersih dari kerisauan, telinga Anda terjauh dari ucapan kotor, dan jiwa Anda bebas dari berburuk sangka. Barang siapa mencoba sesuatu, niscaya akan mengetahuinya. Barang siapa membiarkan dirinya hanyut dalam gumpalan kasak-kusuk dan terseret ke dalam komunitas orang-orang yang tidak berilmu, serta senang berbuat yang sia-sia, maka katakan kepadanya: Selamat tinggal!

Wallahu a’lam.
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

Siapakah yang Memperkenankan Doa Orang yang Kesulitan Apabila Ia Berdoa?

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Puji syukur marilah kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, tempat kita bergantung dan berserah diri.

Salam serta shalawat semoga tetap kapada Rasulullallah Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga dan shabat-sahabatnya serta kepada seluruh umatnya yang istiqomah pada jalannya. Amin.

Siapakah yang Memperkenankan Doa Orang yang Kesulitan Apabila Ia Berdoa?

Siapakah yang berhak menjadi tempat mengadu orang-orang yang dilanda kegelisahan, kesempitan dan kesedihan? Kepada siapakah mereka harus memohon pertolongan? Siapakah yang layak menjadi tempat bergantung, memohon, meminta dan meratap semua makhluk? Siapakah yang berhak menjadi gantungan hati dan selalu diucapkan oleh lidah manusia? Tak lain, adalah hanya Allah yang tiada Ilah selain Dia.

Bagiku dan juga Anda, adalah suatu kewajiban untuk berdoa dan meminta kepada-Nya dalam keadaan lapang maupun sempit, dalam keadaan mudah maupun ketika sulit. Kita harus menumpahkan segala permasalahan ke haribaan-Nya dan kita juga harus tetap bertawassul kepada-Nya, meski dalam keterjepitan seperti apapun. Kita harus duduk bersimpuh di depan pintu gerbang-Nya sambil memohon, menangis merendahkan diri dan meminta ampunan-Nya. Dan kemudian, tunggulah! Karena pada saatnya nanti akan datang pertolongan, ma’unah (uluran), bantuan dan kemudahan yang bersumber dari-Nya.

“Atau siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya.” (QS. An-Naml: 62)

Jawabannya adalah Allah-lah yang menyelamatkan orang-orang yang tenggelam, memberi jalan keluar orang-orang yang mengalami kesulitan, menolong orang yang dizalimi, memberi petunjuk orang yang sesat, dan meringankan beban orang yang mendapat cobaan.

“Maka apabila mereka naik kapal, mereka berdoa kepada Allah dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya.” (QS. Al-‘Ankabut: 65)

Di sini, saya tidak akan memaparkan doa-doa pengusir rasa duka, gundah dan sedih. Bagaimanapun sebaiknya Anda mempelajari sendiri kalimat-kalimat doa yang indah dalam kitab-kitab hadits. Setelah itu, mengadulah, merataplah, berdoalah dan memohonlah kepada-Nya. Dan apabila Anda sudah berhasil menemukan-Nya, berarti Anda telah mendapatkan segalanya. Akan tetapi, jika Anda kehilangan iman kepada-Nya, niscaya Anda akan kehilangan segalanya.

Doa Anda kepada Rabb terhitung sebagai wujud lain dari ibadah. Juga sebagai bukti ketaatan besar yang akan mendatangkan suatu pemberian lebih daripada apa yang Anda minta. Maka itu, seorang hamba yang benar-benar mengetahui hakekat berdoa kepada Allah, niscaya ia tak akan pernah resah, gundah dan kacau pikirannya.

Semua tali akan mengerut kecuali tali-Nya, dan semua pintu akan tertutup kecuali pintu-Nya. Allah Maha Dekat, Maha Mendengar, dan Maha Menjawab. Dia mengabulkan doa setiap orang yang berada dalam kesulitan. Dia memerintah Anda – karena Anda manusia yang selalu membutuhkan dan lemah, dan Dia Maha Kaya, Maha Kuat, Maha Tunggal dan Maha Terpuji – agar senantiasa berdoa. Dia berkata,

“Berdoalah kamu kepada-Ku niscaya akan Kuperkenankan bagimu.” (QS. Al-Mu’minuun: 60)

Ketika musibah dan bencana datang silih berganti menimpa Anda, berdzikirlah kepada-Nya, sebutlah nama-Nya, mohonlah pertolongan-Nya, dan mintalah jalan keluar dari-Nya! Tundukkan wajah untuk mengkuduskan nama-Nya demi mendapatkan mahkota kemerdekaan dari-Nya. Lekatkan hidung pada tempat Anda bersujud kepada-Nya agar Anda mendapat keselamatan. Angkat kedua tangan Anda, buka kedua telapak tangan Anda, perbanyak memohon kepada-Nya, jangan pernah bosan meminta kepada-Nya dan jangan pernah berpaling dari depan pintu-Nya. Harapkanlah kelembutan kasing sayang dari-Nya, nantikan pertolongan-Nya, nyaringkan suara Anda tatkala menyebut nama-Nya, dan selalu berbaik sangkalah kepada-Nya. Curahkan seluruh waktu Anda untuk-Nya dan beribadahlah kepada-Nya dengan tekun agar Anda mendapat kebahagiaan dan kemenangan.

Wallahu A’lam.
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh Al-Qarni

JADIKAN BUAH LEMON ITU MINUMAN YANG MANIS!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata’ala yang masih memberikan kita kesehatan dan kesempatan untuk mencari ilmu yang insya Allah berguna untuk kita menapaki hidup ini agar senantiasa istiqomah meniti jalan dan ridha-Nya, Amin.

Shalawat serta salam semoga tetap atas Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, keluarga beserta sahabatnya.

Temen-temen rakhimakumullah..

JADIKAN BUAH LEMON ITU MINUMAN YANG MANIS!

Orang cerdik akan berusaha merubah kerugian menjadi keuntungan. Sedangkan orang bodoh akan membuat suatu musibah menjadi bertumpuk dan berlipat ganda.

Ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam diusir dari Makkah, beliau memutuskan untuk menetap di Madinah dan kemudian berhasil membangunnya menjadi sebuah negara yang sangat akrab di telinga dan mata sejarah.

Ahmad Ibn Hanbal pernah dipenjara dan dihukum dera, tetapi karenanya pula ia kemudian menjadi imam salah satu madzhab. Ibnu Taimiyah pernah di penjara, tetapi justru di penjara itulah ia banyak melahirkan karya. As-Sarakhsi pernah dikurung di dasar sumur selama bertahun-tahun, tetapi di tempat itulah ia berhasil mengarang buku sebanyak dua puluh jilid. Ketika Ibnul-Atsir dipecat dari jabatannya, ia berhasil menyelesaikan karya besarnya yang berjudul Jami’ul Ushul dan an-Nihayah, salah satu buku paling terkenal dalam hadits. Demikian halnya dengan Ibnul-Jawzy, ia pernah diasingkan dari Bagdad, dan karena itu ia menguasai qiraah sab’ah. Malik ibn ar-Raib adalah penderita suatu penyakit yang mematikan, namun ia mampu melahirkan syair-syair yang sangat indah dan tak kalah dengan karya-karya penyair besar zaman abbasiyah. Lalu, ketika semua anak Abu Dzuaib al-Hudzali mati meninggalkannya seorang diri, ia justru mampu menciptakan nyanyian-nyanyian puitis yang mampu membekam mulut zaman, membuat setiap pendengarnya tersihir, memaksa sejarah untuk selalu bertepuk tangan saat mendengarnya kembali.

Begitulah, ketika tertimpa suatu musibah, Anda harus melihat sisi yang paling terang darinya. Ketika seseorang memberi Anda segelas air lemon, Anda perlu menambah sesendok gula ke dalamnya. Ketika mendapat hadiah seekor ular dari orang, ambil saja kulitnya yang mahal dan tinggalkan bagian tubuhnya yang lain. Ketika disengat kalajengking, ketahuilah bahwa sengatan itu sebenarnya memberikan kekebalan pada tubuh Anda dari bahaya ular.

Kendalikan diri Anda dalam berbagai kesulitan yang Anda hadapi! Dengan begitu, Anda akan dapat mempersembahkan bunga mawar dan melati yang harum kepada kami. Dan,

“Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu”. (QS. Al-Baqarah: 216)

Sebelum terjadi revolusi besar Prancis, konon Negara itu pernah memenjara dua sastrawan terkenalnya. Salah seorang dari keduanya sangat optimistis dan yang seorang lagi pesimistis bahwa revolusi dan perubahan akan segera terjadi. Setiap hari keduanya sama-sama melongokkan kepala melalui sela-sela jeruji penjara. Hanya saja, sang sastrawan yang optimis selalu memandang ke atas dan melihat bintang-bintang yang gemerlap di langit. Dan karena itu ia selalu tersenyum cerah. Adapun sastrawan yang pesimistis, ia selalu melihat ke arah bawah dan hanya melihat tanah hitam di depan penjara, dan kemudian menangis sedih.

Begitulah, sebaiknya Anda selalu melihat sisi lain dari kesedihan itu. Sebab, belum tentu semuanya menyedihkan, pasti ada kebaikan, secercah harapan, jalan keluar serta pahala.

Wallahu A’lam,
Semoga bermanfaat.
^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.



Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga kita semua tetap istiqomah dalam menjalani hidup ini berlandaskan ajaran agama ini yang lurus dan kaffah.

Salam serta shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga kita semua tetap istiqomah dalam menjalani hidup ini berlandaskan ajaran agama ini yang lurus dan kaffah.

Salam serta shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.

BERSAMA KESULITAN ADA KEMUDAHAN.

Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah bergadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang.

“Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya.” (QS. Al-Maidah: 52)

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa, pertolongan akan datang secepat kelebat cahaya dan kedipan mata. Kabarkan juga kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.

Saat Anda melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa dibalik kejauhan itu terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan.

Ketika Anda melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa, tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.

Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka “jendela” seraya berfirman:

“Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya’ : 69)

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa ‘Alaihissalam). Itu, karena suara agung kala itu telah bertitah,

“Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu’ara: 62).

Ketika bersembunyi dari kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang ma’shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga, rasa aman, tentram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.

Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasa kesusahan, kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu rumah-rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai kebelakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib tetap tersembunyi, dan sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

Wahai manusia, setelah lapar ada kenyang, setelah haus ada kepuasan, setelah bergadang ada tidur pulas, dan setelah sakit ada kesembuhan. Setiap yang hilang pasti ketemu, dalam kesesatan akan datang petunjuk, dalam kesulitan ada kemudahan, dan setiap kegelapan akan terang benderang.

“Mudah-mudahan Allah akan mendatangkan kemenangan (kepada Rasul-Nya) atau suatu keputusan dari sisi-Nya.” (QS. Al-Maidah: 52)

Sampaikan kabar gembira kepada malam hari bahwa sang fajar pasti datang mengusirnya dari puncak-puncak gunung dan dasar-dasar lembah. Kabarkan juga kepada orang yang dilanda kesusahan bahwa, pertolongan akan datang secepat kelebat cahaya dan kedipan mata. Kabarkan juga kepada orang yang ditindas bahwa kelembutan dan dekapan hangat akan segera tiba.

Saat Anda melihat hamparan padang sahara yang seolah memanjang tanpa batas, ketahuilah bahwa dibalik kejauhan itu terdapat kebun yang rimbun penuh hijau dedaunan.

Ketika Anda melihat seutas tali meregang kencang, ketahuilah bahwa, tali itu akan segera putus.

Setiap tangisan akan berujung dengan senyuman, ketakutan akan berakhir dengan rasa aman, dan kegelisahan akan sirna oleh kedamaian.

Kobaran api tidak mampu membakar tubuh Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam. Dan itu, karena pertolongan Ilahi membuka “jendela” seraya berfirman:

“Hai api menjadi dinginlah dan menjadi keselamatanlah bagi Ibrahim.” (QS. Al-Anbiya’ : 69)

Lautan luas tak kuasa menenggelamkan Kalimur Rahman (Musa ‘Alaihissalam). Itu, karena suara agung kala itu telah bertitah,

“Sekali-kali tidak akan tersusul. Sesungguhnya, Rabb-ku besertaku, kelak Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” (QS. Asy-Syu’ara: 62).

Ketika bersembunyi dari kaum kafir dalam sebuah gua, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang ma’shum mengabarkan kepada Abu Bakar bahwa Allah Yang Maha Tunggal dan Maha Tinggi ada bersama mereka. Sehingga, rasa aman, tentram dan tenang pun datang menyelimuti Abu Bakar.

Mereka yang terpaku pada waktu yang terbatas dan pada kondisi yang (mungkin) sangat kelam, umumnya hanya akan merasa kesusahan, kesengsaraan, dan keputusasaan dalam hidup mereka. Itu, karena mereka hanya menatap dinding-dinding kamar dan pintu rumah-rumah mereka. Padahal, mereka seharusnya menembuskan pandangan sampai kebelakang tabir dan berpikir lebih jauh tentang hal-hal yang berada di luar pagar rumahnya.

Maka dari itu, jangan pernah merasa terhimpit sejengkalpun, karena setiap keadaan pasti berubah. Dan sebaik-baik ibadah adalah menanti kemudahan dengan sabar. Betapapun, hari demi hari akan terus bergulir, tahun demi tahun akan selalu berganti, malam demi malam pun datang silih berganti. Meski demikian, yang gaib tetap tersembunyi, dan sang Maha Bijaksana tetap pada keadaan dan segala sifat-Nya. Dan Allah mungkin akan menciptakan sesuatu yang baru setelah itu semua. Tetapi sesungguhnya, setelah kesulitan itu tetap akan muncul kemudahan.

Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

JANGAN LATAH!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga tetap semangat dalam belajar memperbaiki diri menuju kualitas diri yang Allah ridhai.

Shalawat serta salam tetaplah atas Nabi yang Ummi, manusia termulia, paling bertaqwa, semoga kita termasuk umatnya yang mendapat syafa’at di akhirat nanti, amin.

JANGAN LATAH!

Yakni, jangan mudah mengenakan dan meniru ciri kepribadian umat lain. Karena, itu akan menjadi petaka yang tak mudah reda bagimu. Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya, dan kondisinya sendiri, kebanyakan akan meniru budaya bangsa lain. Dan itulah yang di sebut dengan latah, mengada-ada, berpura-pura, dan membunuh paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.

Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah, tak pernah ada dua orang yang sama persis rupanya, maka mengapa masih ada orang-orang yang memaksa diri untuk menyamakan perilaku dan kepribadiannya dengan bangsa lain?.

Saya dan Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak seorang pun yang menyerupai Anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum pernah ada seorang pun yang diciptakan sama dengan Anda, dan tidak akan pernah ada orang yang akan serupa dengan Anda di kemudian hari.

Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter Anda sendiri.

“Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).” (QS Al-Baqarah: 60)

“Dan, tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.” (QS Al-Baqarah: 148).

Hiduplah sebagaimana Anda diciptakan; jangan mengubah suara, mengganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan Anda! Tuntunlah diri Anda dengan wahyu Ilahi, tapi juga jangan melupakan kondisi Anda dan membunuh kemerdekaan Anda sendiri.

Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Dan kami menginginkan agar Anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna Anda sendiri. Sebab Anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal Anda seperti itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.

Umat manusia-dengan pelbagai macam tabiat dan wataknya-seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, ada yang panjang dan pendek. Dan seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika Anda seperti pisang, Anda tak perlu mengubah diri Anda menjadi bambu, sebab harga dan keindahan Anda akan tampak jika Anda menjadi pisang.

Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran Sang Maha Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya.


Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

ISI WAKTU LUANG DENGAN BERBUAT!

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Masih sibuk dengan aktivitas, atau sudah siap-siap untuk rehat? Bersyukurlah bagi Anda yang masih diberikan kesibukan atau pekerjaan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Salam serta shalawat juga tidak lupa mari kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga dan sahabatnya.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Masih sibuk dengan aktivitas, atau sudah siap-siap untuk rehat? Bersyukurlah bagi Anda yang masih diberikan kesibukan atau pekerjaan oleh Allah Subhanahu wata’ala.

Salam serta shalawat juga tidak lupa mari kita haturkan kepada junjungan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, beserta keluarga dan sahabatnya.

ISI WAKTU LUANG DENGAN BERBUAT!

Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan menjadi penebar isu dan desas-desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal pikiran mereka selalu melayang-layang tak tahu arah. Dan,

“Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang” (QS. At-Taubah: 87)

Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang kemana-mana; mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas control. Maka dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik dari pada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan.

Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah “pencuri” yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si “pencuri”.

Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda dan diriku sendiri agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Bunuhlah setiap waktu kosong dengan “pisau” kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata kesedihan.

Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh Al-Qarni.



Orang-orang yang banyak menganggur dalam hidup ini, biasanya akan menjadi penebar isu dan desas-desus yang tak bermanfaat. Itu karena akal pikiran mereka selalu melayang-layang tak tahu arah. Dan,

“Mereka rela berada bersama orang-orang yang tidak pergi berperang” (QS. At-Taubah: 87)

Bila pada suatu hari Anda mendapatkan diri Anda menganggur tanpa kegiatan, bersiaplah untuk bersedih, gundah dan cemas! Sebab, dalam keadaan kosong itulah pikiran Anda akan menerawang kemana-mana; mulai dari mengingat kegelapan masa lalu, menyesali kesialan masa kini, hingga mencemaskan kelamnya masa depan yang belum tentu Anda alami. Dan itu, membuat akal pikiran Anda tak terkendali dan mudah lepas control. Maka dari itu, saya nasehatkan kepada Anda dan diriku sendiri bahwa mengerjakan amalan-amalan yang bermanfaat adalah lebih baik dari pada terlarut dalam kekosongan yang membinasakan.

Berhenti dari kesibukan itu kelengahan, dan waktu kosong adalah “pencuri” yang culas. Adapun akal Anda, tak lain merupakan mangsa empuk yang dicabik-cabik oleh ganasnya terkaman kedua hal tadi; kelengahan dan si “pencuri”.

Karena itu bangkitlah sekarang juga. Kerjakan shalat, baca buku, bertasbih, mengkaji, menulis, merapikan meja kerja, merapikan kamar, atau berbuatlah sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain untuk mengusir kekosongan itu! Ini, karena aku ingin mengingatkan Anda dan diriku sendiri agar tidak berhenti sejenak pun dari melakukan sesuatu yang bermanfaat.

Bunuhlah setiap waktu kosong dengan “pisau” kesibukan! Dengan cara itu, dokter-dokter dunia akan berani menjamin bahwa Anda telah mencapai 50% dari kebahagiaan. Lihatlah para petani, nelayan, dan para kuli bangunan! Mereka dengan ceria mendendangkan lagu-lagu seperti burung-burung di alam bebas. Mereka tidak seperti Anda yang tidur di atas ranjang empuk, tetapi selalu gelisah dan menyeka air mata kesedihan.

Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh Al-Qarni.

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Melapangkan Dada.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Bismillahirrahmanirrahim..,

Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah Subhanahu wata’ala yang dengan Kemurahan-Nya, tidak pernah bosan memenuhi kebutuhan hamba-hamba-Nya.

Shalawat semoga terlimpah kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga Ahlul bait dan segenap sahabat beliau.

Saudaraku yang sama-sama dicintai Allah, alangkah membahagiakan ketika kita bisa berbagi dan berbuat baik kepada sesama karena sebenarnya;

Berbuat Baik Terhadap Orang Lain, Melapangkan Dada.

Kebajikan itu sebajik namanya, keramahan seramah wujudnya dan kebaikan sebaik rasanya. Orang-orang yang pertama kali akan dapat merasakan manfaat dari semua itu adalah mereka yang melakukannya. Mereka akan merasakan “buah”nya seketika itu juga dalam jiwa, akhlak dan nurani mereka. Sehingga mereka pun selalu lapang dada, tenang, tentram dan damai.

Ketika diri Anda diliputi kesedihan dan kegundahan, berbuat baiklah terhadap sesama manusia, niscaya Anda akan mendapat ketentraman dan kedamaian hati. Sedekahilah orang yang papa, tolonglah orang-orang yang terzalimi, ringankan beban orang yang menderita, berilah makan orang yang kelaparan, jenguklah orang yang sakit dan bantulah orang yang kena musibah, niscaya Anda akan merasakan kebahagiaan dalam semua sisi kehidupan Anda!

Menebar senyum manis kepada orang-orang yang “miskin akhlak” merupakan sedekah jariyah. Ini, tersirat dalam tuntunan akhlak yang berbunyi, “….meski engkau hanya menemui saudaramu dengan wajah berseri.” (Al-Hadits)

Sedang kemuraman wajah merupakan tanda permusuhan sengit terhadap orang lain yang hanya diketahui terjadinya oleh Sang Maha Gaib.

Seteguk air yang diberikan seorang pelacur kepada seekor anjing yang kehausan dapat membuahkan surga yang luasnya seluas langit dan bumi. Ini merupakan bukti bahwa Sang Pemberi pahala adalah Dzat yang Maha Pemaaf, Maha Baik dan sangat mencintai kebajikan, serta Maha Kaya lagi Maha Terpuji.

Wahai orang-orang yang merasa terancam oleh himpitan kesengsaraan, kecemasan dan kegundahan hidup, kunjungilah taman-taman kebajikan, sibukkan kalian dengan memberi , mengunjungi, membantu, menolong dan meringankan beban sesama. Dengan semua itu, niscaya kalian akan mendapatkan kebahagiaan dalam semua sisinya; rasa, warna dan juga hakekatnya.

“Padahal tidak ada seorang pun yang memberikan suatu nikmat kepadanya yang harus dibalasnya. Tetapi, (dia memberikan itu semata-mata) karena mencari keridhaan Rabb-nya Yang Maha Tinggi. Dan kelak dia benar-benar mendapat kepuasan” (QS. Al-Lail: 19-21)


Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.


#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh Al-Qarni

{Janganlah Mengharap “Terima Kasih” dari Seseorang}

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, terimakasih ya Allah kami panjatkan syukur kepada-Mu atas segala limpahan rahmat yang telah Engkau berikan kepada kami semua. Segala puji dan syukur hanyalah kepada-Mu pantas dilabuhkan bukan yang lain.

Shalawat serta salam kita curahkan kepada Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, sebagai tanda terima kasih kita atas jasa-jasanya memperjuangkan agama ini, agama rahmatan lil ‘alamiin.

{Janganlah Mengharap “Terima Kasih” dari Seseorang}

Allah menciptakan para setiap hamba agar selalu mengingat-Nya, dan Dia menganugerahkan rezeki kepada setiap makhluk ciptaan-Nya agar mereka bersyukur kepada-Nya. Namun, mereka justru banyak yang menyembah dan bersyukur kepada selain-Nya.

Tabiat untuk mengingkari, membangkang dan meremehkan suatu kenikmatan adalah penyakit yang umum menimpa jiwa manusia. Karena itu, Anda tak perlu heran dan resah bila mendapatkan mereka mengingkari kebaikan yang pernah Anda berikan, mencampakkan budi baik yang telah Anda tunjukkan. Lupakan saja bakti yang telah Anda persembahkan. Bahkan, tak usah resah bila mereka sampai memusuhi Anda dengan sangat keji dan membenci Anda sampai mendarah daging, sebab semua itu mereka lakukan adalah justru karena Anda telah berbuat baik kepada mereka.

{Dan, mereka tidak mencela (Allah dan Rasul-Nya) kecuali karena Allah dan Rasul-Nya telah melimpahkan karunia-Nya kepada mereka.} (QS. At-Taubah:74)

Coba Anda buka kembali catatan dunia tentang perjalanan hidup ini! Dalam salah satu babnya diceritakan: Syahdan, seorang ayah telah memelihara anaknya dengan baik. Ia memberinya makan, pakaian dan minum, mendidiknya hingga menjadi orang pandai, rela tidak tidur demi anaknya, rela untuk tidak makan asal anaknya kenyang, dan bahkan mau bersusah payah agar anaknya bahagia. Namun apa lacur, ketika sudah berkumis lebat dan kuat tulang-tulangnya, anak itu bagaikan anjing galak yang selalu menggonggong kepada orang tuanya. Ia tak hanya berani menghina, tetapi juga melecehkan, acuh tak acuh, congkak dan durhaka terhadap orang tuanya. Dan semua itu, ia tunjukkan dengan perkatan dan juga tindakan.

Karena itu, siapa saja yang kebaikannya diabaikan dan dilecehkan oleh orang-orang yang menyalahi fitrahnya, sudah seyogyanya menghadapi semua itu dengan kepala dingin. Dan ketenangan seperti itu akan mendatangkan balasan pahala dari Dzat Yang perbendaharaan-Nya tidak pernah habis dan sirna.

Ajakan ini bukan untuk menyuruh Anda meninggalkan kebaikan yang telah Anda lakukan selama ini, atau agar Anda sama sekali tidak berbuat baik kepada orang lain. Ajakan ini hanya ingin agar Anda tidak goyah dan terpengaruh sedikitpun oleh kekejian dan pengingkaran mereka atas semua kebaikan yang telah Anda perbuat. Dan janganlah Anda pernah bersedih dengan apa saja yang mereka perbuat.

Berbuatlah kebaikan hanya demi Allah semata, maka Anda akan menguasai keadaan, tak akan pernah terusik oleh kebencian mereka, dan tidak pernah merasa terancam oleh perlakuan keji mereka. Anda harus bersyukur kepada Allah karena dapat berbuat baik ketika orang-orang disekitar Anda berbuat jahat. Dan, ketahuilah bahwa tangan di atas itu lebih baik dari tangan yang di bawah.

{Sesungguhnya kami memberi makan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah. Kami tidak mengharapkan balasan dari kamu dan tidak pula (ucapan) terima kasih.} (QS. Al-insan:9)

Masih banyak orang berakal yang sering hilang kendali dan menjadi kacau pikirannya saat menghadapi kritikan atau cercaan pedas dari orang-orang sekitarnya. Terkesan, mereka seolah-olah belum pernah mendengar wahyu Ilahi yang menjelaskan dengan gamblang tentang perilaku golongan manusia yang selalu mengingkari Allah. Dalam wahyu itu dikatakan:

{Tetapi setelah Kami hilangkan bahaya itu daripadanya, dia (kembali) melalui (jalannya yang sesat), seolah-olah dia tidak pernah berdoa kepada Kami untuk (menghilangkan) bahaya yang telah menimpanya. Begitulah orang-orang yang melampaui batas itu memandang baik apa yang selalu mereka kerjakan.} (QS. Yunus:12)

Anda tidak perlu terkejut manakala menghadiahkan sebatang pena kepada orang bebal, lalu ia memakai pena itu untuk menulis cemoohan kepada Anda. Dan Anda tak usah kaget, bila orang yang Anda beri tongkat untuk menggiring domba gembalaannya justru memukulkan tongkat itu ke kepala Anda. Itu semua adalah watak dasar manusia yang selalu mengingkari dan tak pernah bersyukur kepada Penciptanya sendiri yang Maha Agung nan Mulia. Begitulah, kepada Rabb-nya saja mereka berani membangkang dan mengingkari, maka apalagi kepada saya dan Anda.

Wallahu a’alam bishshawab,
Semoga bermanfaat.

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber: La Tahzah, Dr. ‘Aidh al-Qarni

CARA MUDAH MENGHADAPI KRITIKAN PEDAS

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Masih semangat dalam menjalani aktivitas hari ini? Semoga dari hari ke hari kita lebih bijak dalam menghadapi segala macam kritik yang selalu menghampiri kita semua. Amin.

CARA MUDAH MENGHADAPI KRITIKAN PEDAS

Sang Pencipta dan Pemberi Rizki Yang Maha Mulia, acap kali mendapat cacian dan cercaan dari orang-orang pandir yang tak berakal. Maka, apalagi saya, Anda dan kita semua sebagai manusia yang selalu terpeleset dan salah. Dalam hidup ini, terutanma jika Anda seorang yang selalu memberi, memperbaiki, mempengaruhi dan berusaha membangun, maka Anda akan selalu menjumpai kritikan-kritikan pedas dan pahit. Mungkin pula sesekali Anda akan mendapat cemoohan dan hinaan dari orang lain.

Dan mereka tidak akan pernah diam mengkritik Anda sebelum Anda masuk ke dalam liang bumi, menaiki tangga ke langit dan berpisah dengan mereka. Adapun bila Anda masih berada di tengah-tengah mereka, maka akan selalu ada perbuatan mereka yang membuat Anda bersedih dan meneteskan air mata, atau membuat tempat tidur Anda selalu terasa gerah.

Perlu diingat, mereka marah dan kesal kepada Anda adalah karena mungkin Anda mengungguli mereka dalam hal kebaikan, keilmuan, tindak-tanduk, atau harta. Jelasnya, Anda di mata mereka adalah orang berdosa yang tak terampuni sampai Anda melepaskan karunia dan nikmat Allah yang ada pada diri Anda, atau sampai Anda meninggalkan sifat terpuji dan nilai luhur yang selama ini Anda pegang teguh dan menjadi orang seperti mereka yang bodoh, pandir dan tolol.

Oleh sebab itu, waspadalah terhadap apa yang mereka katakan. Kuatkan jiwa untuk mendengar kritikan, cemoohan, dan hinaan mereka. Bersikaplah laksana batu cadas; tetap kokoh berdiri meski diterpa butiran-butiran salju yang menderanya setiap saat, dan justru ia semakin kokoh karenanya. Respon kritikan mereka dengan menunjukkan akhlaq yang baik. Acuhkan saja mereka, dan jangan pernah merasa tertekan oleh setiap upadaya mereka untuk menjatuhkan Anda.

Sebab, kritikan mereka yang menyakitkan itu pada hakekatnya merupakan ungkapan penghormatan untuk Anda. Yakni, semakin tinggi derajat posisi yang Anda duduki, maka akan semakin pedas pula kritikan itu.

Betapapun, Anda akan kesulitan membungkam mulut mereka dan menahan gerakan lidah mereka. Yang Anda mampu adalah hanya mengubur dalam-dalam setiap kritikan mereka, mengabaikan solah polah mereka pada Anda, dan cukup mengomentari setiap perkataan mereka sebagaimana yang diperintahkan Allah,

“Katakanlah (kepada mereka), ‘Matilah kamu karena kemarahanmu itu’.” (Ali-Imran:119)


Bahkan, Anda juga dapat “menyumpal” mulut mereka agar diam seribu bahasa dengan cara memperbanyak keutamaan-keutamaan, memperbaiki akhlaq dan meluruskan setiap kesalahan Anda. Dan bila Anda ingin diterima semua pihak, dicintai semua orang, dan terhindar dari cela, berarti Anda telah menginginkan sesuatu yang mustahil terjadi dan mengangankan sesuatu yang terlalu jauh untuk diwujudkan.

Wallahu A’lam, semoga bermanfaat,
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga kita semua bisa focus pada hari ini secara maksimal, jangan sampai berangan-angan yang berlebihan tentang masa depan yang belum tentu kita menjumpainya. Oleh karena itu temen-temen;

Biarkan Masa Depan Datang Sendiri.

“Telah pasti datangnya ketetapan Allah, maka janganlah kamu meminta agar disegerakan (datang)nya” (QS. An-Nahl:1)

Jangan pernah mendahului sesuatu yang belum terjadi! Hari esok (bukan akhirat-adm) adalah sesuatu yang belum nyata dan belum dapat diraba, belum berwujud, dan tidak memiliki rasa dan warna. Jika demikian, mengapa kita harus menyibukkan diri dengan hari esok, mencemaskan kesialan-kesialan yang mungkin akan terjadi padanya, memikirkan kejadian-kejadian yang akan menimpanya, dan meramalkan bencana-bencana yang bakal ada di dalamnya? Bukankah kita juga tidak tahu apakah kita akan bertemu dengannya atau tidak, dan apakah hari esok kita itu akan berwujud kesenangan atau kesedihan? Yang jelas, hari esok masih ada dalam alam ghaib dan belum turun ke bumi.

Dalam syariat, memberi kesempatan kepada pikiran untuk memikirkan masa depan dan membuka-buka alam ghaib, dan kemudian terhanyut dalam kecemasan-kecemasan yang baru diduga darinya, adalah sesuatu yang tidak dibenarkan. Pasalnya, hal itu termasuk thulul amal (angan-angan yang terelalu jauh). Secara nalar, tindakan itu pun tak masuk akal, karena sama halnya dengan berusaha perang melawan bayang-bayang. Namun ironis, kebanyakan manusia di dunia ini justru banyak yang termakan oleh ramalan-ramalan tentang kelaparan, kemiskinan, wabah penyakit, dan krisis ekonomi yang kabarnya akan menimpa mereka. Padahal, semua itu hanyalah bagian dari kurikulum yang diajarkan di “sekolah-sekolah setan”.

{Setan menjanjikan (menakut-nakuti) kamu dengan kemiskinan dan menyuruh kamu berbuat kejahatan (kikir), sedang Allah menjanjikan untukmu ampunan daripada-Nya dan karunia.} (QS.Al-baqarah:268)

Mereka yang menangis sedih menatap masa depan adalah yang menyangka diri mereka akan hidup kelaparan, menderita sakit selama setahun, dan memperkirakan umur dunia ini tinggal seratus tahun lagi.

Padahal orang yang sadar bahwa usia hidupnya berada di ‘genggaman yang lain’ tentu tidak akan menggadaikanya untuk sesuatu yang tidak ada. Dan orang yang tidak tahu kapan akan mati, tentu salah besar bila justru menyibukkan diri dengan sesuatu yang belum ada dan tak berwujud.

Jika Anda heran, maka lebih mengherankan lagi orang-orang yang berani menebus kesedihan suatu masa yang belum tentu matahari terbit di dalamnya dengan bersedih pada hari ini. Oleh karena itu, hindarilah angan-angan yang berlebihan.

Semoga bermanfaat,
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni

Hari Ini Milik Anda

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen? Semoga hari ini lebih baik dari hari kemarin, karena hari ini adalah milik Anda.

Jika kamu berada di pagi hari, janganlah menunggu sore tiba. Hari inilah yang akan Anda jalani, bukan hari kemarin yang telah berlalu dengan segala kebaikan dan keburukannya, dan juga bukan esok hari yang belum tentu datang. Hari yang saat ini mataharinya menyinari Anda, dan siangnya menyapa Anda, inilah hari Anda.

Umur Anda, mungkin tinggal hari ini. Maka anggaplah masa hidup Anda hanya hari ini, atau seakan-akan Anda dilahirkan hari ini dan akan mati hari ini juga. Dengan begitu hidup Anda tidak akan tercabik-cabik diantara gumpalan keresahan, kesedihan dan duka masa lalu dengan bayangan masa depan yang penuh ketidakpastian dan acapkali menakutkan.

Pada hari ini pula, sebaiknya Anda mencurahkan seluruh perhatian, kepedulian dan kerja keras. Dan pada hari inilah Anda harus bertekad mempersembahkan kualitas shalat yang paling khusyu’, bacaan Al-qur’an yang sarat tadabbur, dzikir dengan sepenuh hati, keseimbangan dalam segala hal, keindahan dalam akhlaq, kerelaan dengan semua yang Allah berikan, perhatian terhadap keadaan sekitar, perhatian terhadap kesehatan jiwa dan raga serta perbuatan terbaik terhadap sesama.

Persembahkanlah sesuatu yang paling indah pada hari ini. Beristighfarlah atas semua dosa, ingatlah selalu kepada-Nya, bersiap-siaplah untuk suatu perjalanan menuju alam keabadian dan nikmatilah hari ini dengan segala kesenangan dan kebahagiaan! Terimalah rizki, istri, suami, anak-anak, tugas-tugas, rumah, ilmu dan jabatan Anda setiap hari dengan penuh keridhaan.

“ Maka berpegang teguhlah dengan apa yang Aku berikan kepadamu dan hendaklah kamu termasuk orang yang bersyukur” (QS. Al-A’raf:144)

Hiduplah hari ini tanpa kesedihan, kegalauan, kemarahan, kedengkian dan kebencian.

Jika Anda percaya pada diri sendiri, serta memiliki semangat dan tekat yang kuat, Anda akan dapat menundukkan diri untuk berpegang pada prinsip: aku hanya akan hidup hari ini. Prinsip inilah yang akan menyibukkan diri Anda setiap detik untuk selalu memperbaiki keadaan, mengembangkan semua potensi, dan mensucikan setiap amalan.

Dan itu, akan membuat Anda berkata dalam hati, “Hanya hari ini aku berkesempatan untuk mengatakan yang baik-baik saja. Tak berucap kotor dan jorok yang menjijikkan, tidak akan pernah mencela, menghardik juga membicarakan kejelekan orang lain.

Karena hanya akan hidup hari ini, maka aku akan berusaha sekuat tenaga untuk taat kepada Rabb, mengerjakan shalat sesempurna mungkin, membekali diri dengan shalat-shalat sunnah nafilah, berpegang teguh kepada Al-qur’an, mengkaji dan mencatat segala yang bermanfaat.

Aku hanya akan hidup hari ini, karenanya aku akan menanam dalam hatiku semua nilai keutamaan dan mencabut darinya pohon-pohon kejahatan, berikut ranting-rantingnya yang berduri, baik sifat takabur, ujub, riya’, dan buruk sangka.

Hanya hari ini aku akan dapat menghirup udara kehidupan, maka aku akan berbuat baik kepada orang lain, dan mengulurkan tangan kepada siapapun, Aku akan menjenguk mereka yang sakit, mengantarkan jenazah, menunjukkan jalan yang benar bagi yang tersesat, memberi makan orang kelaparan, menolong orang yang kesulitan, membantu orang yang didhalimi, meringankan penderitaan orang yang lemah, mengasihi mereka yang menderita, menghormati orang-orang alim, menyayangi anak kecil, dan berbakti kepada orang tua.

Aku hanya akan hidup hari ini, maka aku akan mengucapkan,” Wahai masa lalu yang telah berlalu dan selesai, tenggelamlah seperti mataharimu. Aku tak akan pernah menangisi kepergianmu, dan kamu tidak akan pernah melihatku termenung sedetikpun untuk mengingatmu. Kamu telah meninggalkan kami semua, pergi dan tak pernah kembali lagi.”

“Wahai masa depan, engkau masih dalam kegaiban, maka aku tidak akan pernah bermain dengan khayalan dan menjual diri hanya untuk sebuah dugaan. Aku pun tak bakal memburu sesuatu yang belum tentu ada, karena esok hari mungkin tak ada sesuatu. Esok hari adalah sesuatu yang belum diciptakan, dan tidak ada satu pun darinya yang dapat disebutkan”

“Hari ini milik Anda”, adalah ungkapan yang paling indah dalam “kamus kebahagiaan”. Kamus bagi mereka yang menginginkan kehidupan yang paling indah dan menyenangkan.

Bagaimana Anda mensikapinya, itu adalah pilihan Anda masing-masing.

Semoga bermanfaat,
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: La Tahzan

YANG LALU BIARLAH BERLALU

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

YANG LALU BIARLAH BERLALU

Mengingat dan mengenang masa lalu, kemudian bersedih atas nestapa dan kegagalan di dalamnya merupakan tindakan bodoh dan gila. Itu, sama artinya dengan membunuh semangat, memupus tekad dan mengubur masa depan yang belum terjadi.

Bagi orang yang berfikir, berkas-berkas masa lalu akan dilipat dan tak pernah dilihat kembali. Cukup ditutup rapat-rapat, lalu disimpan dalam “ruang” pengelupaan, diikat dengan tali yang kuat dalam “penjara” pengacuhan selamanya. Atau diletakkan di ruang gelap yang tak tertembus cahaya. Yang demikian karena masa lalu telah berlalu dan habis. Kesedihan tak mampu mengembalikannya lagi, keresahan tak akan sanggup memperbaikinya kembali, kegundahan tidak akan mampu mengubahnya menjadi terang, dan kegalauan tidak akan dapat menghidupkannya kembali, karena ia memang sudah tidak ada.

Membaca kembali lembaran masa lalu hanya akan menghapuskan masa depan, mengendurkan semangat, dan menyia-nyiakan waktu yang sangat berharga. Dalam Al-Qur’an, usai menerangkan kondisi suatu kaum dan apa saja yang telah mereka lakukan, Allah selalu mengatakan, “itu adalah umat yang telah lalu”. Begitulah, ketika suatu perkara habis , maka selesai pula urusannya. Dan tak ada gunanya mengurai kembali bangkai zaman dan memutar kembali roda sejarah.

Adalah bencana besar, manakala kita rela mengabaikan masa depan dan justru hanya disibukkan oleh masa lalu. Itu, sama halnya dengan kita mengabaikan istana-istana yang indah dengan sibuk meratapi puing-puing yang telah lapuk. Padahal betapapun seluruh jin dan manusia bersatu untuk mengembalikan semua hal yang telah berlalu, niscaya mereka tidak akan pernah mampu. Sebab,yang demikian itu sudah mustahil asalnya.

Orang yang berpikir jernih tidak akan pernah melihat dan sedikitpun menoleh ke belakang. Pasalnya, angin akan selalu berhembus ke depan, setiap kafilah akan berjalan ke depan, dan segala suatu gerak maju ke depan. Maka itu, jangan pernah melawan sunnah kehidupan!


Semoga bermanfaat,

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

INGIN ISTRI SHALIHAH... SHALIHKAN DIRIMU

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur kami panjatkan kepada Allah Subhanahu wata’ala yang tidak henti-hentinya melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, sehingga kita bisa menjalankan segala aktiviatas dengan lancar tidak kurang suatu apa.

Shalawat serta salam semoga tetap atas junjungan Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabat beliau.

Bermula dari pertanyaan seorang sahabat; mohon di beri amalan2/doa agar mendapatkn istri yg sholikha.


Maka dari itu kami mencoba untuk menjawab semampunya, mengingat terbatasnya ilmu ini.

Pertanyaan ini tentu menjadi pertanyaan pula bagi kita yang masih berjuang untuk mendapatkan seorang bidadari bernama wanita atau istri shalihah.

Sebenarnya Allah Subhanahu wata’ala telah memberikan gambaran yang jelas dalam firman-Nya yang agung yang artinya:

“Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah untuk wanita-wanita yang keji (pula). Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik.” (QS. An-Nur, 24: 26)

Berkata Abdurrahman bin Zaid bin Aslam: “Wanita yang buruk adalah untuk laki-laki yang buruk, dan laki-laki yang buruk untuk wanita yang buruk pula. Dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita yang baik pula.

Allah Subhanahu wata’ala telah menjamin, dan untuk meraih dan mendapatkan jaminan ini, hendaklah kita mengikuti sunnah dan tuntunan yang telah ditetapkan oleh Allah Subhanahu wata’ala di dalam memilih dan menentukan siapa yang akan menjadi suami atau istri di masa yang akan datang.

Jadi, setiap orang baik laki-laki maupun wanita yang menginginkan calon istri atau suami yang shalih dan shalihah maka hendaknya mereka berusaha untuk menshalihkan dirinya dulu, perbaiki dirinya dulu. Ingin mendapat istri yang taat, taatkan dirimu dulu.

Wahai saudaraku, Allah akan memberikan sesuatu apa yang kita minta sesuai dengan apa yang kita sanggup memikul amanat tersebut. Allah Maha Melihat dan Maha Mengetahui kualitas kita. Layakkah kita bersanding dengan wanita yang sangat shalihah sedang diri kita belum bisa menshalihkan diri kita.

Alangkah baiknya kita melihat pada diri sendiri, kualitas keshalihan kita, tanyakan pada diri kita, Wanita shalihah mana, pria shalih mana yang mauh menikah dengan kita mengingat kualitas diri yang seperti ini.

Ketahuilah wahai saudaraku, ada yang namanya hukum ketertarikan (Law of attraction) dimana segala sesuatu akan menerik kepadanya sesuatu yang mempunyai sifat yang sama. Dimana Allah menciptakan ketertarikan ini diantara manusia dan makhluk ciptaan-Nya.

Maka benarlah ayat diatas, sesuatu yang baik akan menarik kepada dirinya hal yang baik pula, dan begitupun sesuatu yang buruk akan menarik hal-hal yang buruk pula.

Banyaklah berdoa;
“Rabbana hablanaa min azwajinaa wa dzurriyatinaa qurrata a’yun waj’alnaa lilmuttaqiina imaamaa”

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Sumber: Karakteristik Lelaki Shalih, Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman.
Dengan beberapa tambahan.

Ancaman dan Kemurkaan Allah terhadap Orang-orang yang Meninggalkan Jihad.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen, semoga kita senantiasa berada dalam selimut cinta-Nya, amin.

Masih melanjutkan bahasan yang kemarin;

B. Ancaman dan Kemurkaan Allah terhadap Orang-orang yang Meninggalkan Jihad.

Kaum muslimin yang mengabaikan dan tidak memperdulikan perkara ini kemudian mereka meninggalkan hijrah dan jihad, maka bersiap-siaplah menerima ancaman dan kemurkaan Allah Subhanahu wata’ala seperti paparan berikut ini.

1. Jika kaum muslimin enggan berjihad, mereka akan disiksa dengan azab yang pedih.
Firman Allah Subhanahu wata’ala yang artinya:

“hai orang-orang yang beriman, apakah sebabnya bila dikatakan kepadamu: “Berangkatlah (untuk berperang) pada jalan Allah” kamu merasa berat dan ingin tinggal di tempatmu? Apakah kamu puas dengan kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di dunia Ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit. Jika kamu tidak berangkat ikut berperang, niscaya Allah menyiksa kamu dengan siksa yang pedih dan digantinya (kamu) dengan kaum yang lain, dan kamu tidak dapat memberikan kemudharatan kepada-Nya sedikitpun. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu. (QS at-Taubah: 38-39)


2. Kaum muslimin yang meninggalkan jihad, mereka akan ditimpa kehinaan yang sangat parah, dan kehinaan itu tidak akan hilang sehingga mereka kembali berjihad.
Dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anh berkata, Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Bila kamu berjual beli dengan ‘inah (dengan cara riba dan penipuan), mengikuti ekor-ekor sapi, menyukai bercocok tanam, dan kamu meninggalkan jihad, Allah akan menimpakan kehinaan ke atas kamu yang tidak akan dicabut sehingga kamu kembali kepada agamamu.” (HR Ahmad, Abu Dawud)

3. Jika suatu kaum meninggalkan jihad, maka Allah akan hinakan dan azab mereka.
Abu Bakar Ash-Shidiq berkata:

“Wahai manusia sesungguhnya pada tahun pertama di dalam bulan seperti bulan ini aku telah mendengar Rasulullah berbicara di atas mimbar: “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah melainkan Allah hinakan mereka. Dan tidaklah suatu kaum meninggalkan amar ma’ruf dan nahi munkar melainkan Allah ratakan azab atas mereka.” (HR Sa’id bin Mansur di dalam Syifaa’ ash-Shuduur).


4. Allah akan menimpakan kefakiran kepada suatu kaum yang meninggalkan jihad.
Dari Mujalid, dari Sya’bi ia berkata:
“Ketika Abu Bakar Ash-Shidiq naik mibar, beliau menyebutkan hadits dan di dalam hadits itu beliau mengatakan, “Tidaklah suatu kaum meninggalkan jihad fie sabilillah kecuali Allah timpakan kefakiran terhadap mereka.” (HR Ibnu ‘Asakir. Lihat Masyaari’ul Asywaaq ila Mashori’il ‘Usy-syaaq, 1/108)
Kefakiran yang dimaksud bukanlah kefakiran dalam harta benda semata tetapi fakir jiwa, sehingga mereka sangat takut berhadapan dan menentang musuh-musuh Allah Subhanahu wata’ala dan musuh mereka.
“Bukanlah kaya itu dengan banyaknya harta benda, tetapi kaya yang sebenarnya adalah jiwa yang kaya.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, ibnu Majah).

5. Orang yang mengatakan bahwa sekarang bukanlah zaman jihad, dilaknat oleh Allah, Malaikat dan semua manusia.
Sabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam:
“Jihad itu akan senantiasa manis dan segar selama hujan turun dari langit. Akan datang suatu zaman pada manusia yang pada zaman itu ada ulama diantara mereka yang mengatakan: “Sekarang ini bukan zaman jihad lagi. Sesiapa yang mengalami zaman tersebut, maka sebaik-baik zaman adalah jihad.” Mereka (para sahabat) berkata: Wahai Rasulullah adakah orang yang berkata semacam itu? “Beliau Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab: Ya, yaitu orang yang dilaknat oleh Allah, Malaikat dan manusia semuanya.” (HR Sa’id bin Mansur di dalam Syifaa’ ash-Shuduur)

6. Orang yang mati sedangkan ia belum pernah berperang dan tidak tergerak hatinya untuk berperang, ia mati pada satu cabang kemunafikan.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anh, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

“Sesiapa yang mati sedangkan ia belum pernah berperang dan tidak pernah hatinya tergerak untuk berperang maka ia mati pada satu cabang kemunafikan.” (HR Muslim, Ahmad, Abu Dawud, Nasa’i)


7. Orang yang tidak berperang atau tidak membantu perlengkapan orang yang berperang atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, ia akan ditimpa kegoncangan sebelum hari kiamat.
Dari Abu Umamah, dari Nabi Shallallahu’alaihi wasallam, beliau bersabda:

“Sesiapa yang tidak berperang atau tidak membantu persiapan orang yang berperang, atau tidak menjaga keluarga orang yang berperang dengan baik, niscaya Allah timpakan kepadanya kegoncangan.” Yazid bin Abdu Rabbihi berkata: “Di dalam hadits yang diriwayatkannya ada perkataan “sebelum hari kiamat” (HR Abu Dawud, Ibnu Majah, ad-Daarimi)

Wallahu A’lam,
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^


Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Program Hidupnya: Jihad Fie Sabilillah

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen, berharap semoga kita semua di beri kekuatan untuk tetap mengabdi kepada Ilahi Rabbi.

Shalawat serta salam semoga tetap atas Rasulullah Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam yang selalu kita nanti syafa’at beliau di yaumil akhir nanti, amin.

Masih melanjutkan bahasan yang kemarin tentang Sifat dan Karakter Lelaki Shalih, kali kita masuk pada point;

Program Hidupnya: Jihad Fie Sabilillah

A. Urgensi Jihad Fie Sabilillah.
Sesungguhnya islam itu tinggi dan mulia, tidak ada suatu dien (way of life) yang dapat mencapai ketinggian dan kemuliaannya, juga satu-satunya dien (agama) yang diridhai Allah Subhanahu wata’ala. Dalam firman-Nya yang artinya:

“Sesungguhnya dien (agama) yang diridhai, diakui (diiktiraf) di sisi Allah ialah islam.” (QS Ali ‘Imron: 19)

Dan firman-Nya lagi:
“Dan barang siapa mencari selain islam sebagai dien (way of life) maka sekali-kali tidak akan diterima daripadanya dan dia di akhirat termasuk orang yang merugi.” (QS Ali ‘Imran: 85)

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Islam itu tinggi, dan tidak ada yang melebihi ketinggiannya.” (Lihat Fatkhul Baari 9/421, Syarh Shahih Muslim, an nawawi 11/52,..)

Ketinggian dan kemuliaan islam telah dirasakan oleh dunia seisinya pada saat ajarannya dilaksanakan sepenuhnya secara kaffah (syumul). Pada saat ia dtegakkan mengikuti metode (manhaj) Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya kemudian generasi sesudahnya dan sesudahnya. Cahayanya memancar dengan terang benderang, aroma keindahannya menebar ke seluruh pelosok dunia, benderanya berkibar ke setiap penjuru, umat hidup aman dan damai, siapa menentangnya pasti hina dan sirna.

“Dari Ayyub, dari Abu Qilabah, dari ‘Amr bin ‘Abasah seorang lelaki berkata: Wahai Rasulullah, apakah islam itu? Beliau menjawab: Bahwa hatimu menyerah bulat kepada Allah, dan orang-orang muslim selamat dari gangguan tangan dan lisanmu. Dia berkata: Islam apakah yang paling utama? Beliau menjawab: Al Iman. Ia bertanya: apakah Iman itu? Beliau menjawab: Engkau beriman dengan Allah, para Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya, dan kebangkitan setelah mati. Ia berkata: Iman apakah yang paling utama? Beliau menjawab: Al Hijrah. Dia berkata: Apakah Hijrah itu? Beliau menjawab: Engkau tinggalkan segala kejahatan. Ia berkata: Hijrah apakah yang paling utama? Beliau menjawab: Al Jihad. Ia berkata: Apakah jihad itu? Beliau bersabda: Engkau memerangi orang kafir bila menjumpai mereka. Dia berkata: Jihad apakah yang paling utama? Beliau menjawab: Barang siapa yang dirobohkan kendaraannya dan dicucurkan darahnya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: Kedua amal itulah seutama-utama amal (Jihad dan perang), kecuali orang yang beramal dengan semisalnya: Haji yang mabrur dan umrah. (Musnad Imam Ahmad, 4/114)

Demikian pula firman Allah Subhanahu wata’ala berikut ini yang artinya:

“Dan orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad pada jalan Allah, dan orang-orang yang memberi tempat kediaman dan memberi pertolongan (kepada orang-orang muhajirin), mereka itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka memperoleh ampunan dan rizki (ni’mat) yang mulia.” (QS Al-Anfaal: 74)

Renungkan ayat berikut yang menerangkan definisi ash-shadiqun (orang yang benar-benar beriman) dan selain dari itu berada di luar kriteria dimaksud.

“Sesungguhnya hanya saja orang-orang yang beriman itu ialah orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu lalu berjihad di jalan Allah dengan harta dan jiwa mereka, itulah orang yang benar-benar beriman.” (QS al-Hujuraat: 15)

Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya.
Bersambung besuk pada; Ancaman dan Kemurkaan Allah Terhadap Orang-orang yang Meninggalkan Jihad. Insya Allah.

Semoga bermanfaat,

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Masih dari sumber yang sama.

Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya.

Assalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Puji syukur tak henti kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi yang tak pernah lelah melimpahkan nikmat serta rahmat-Nya kepada kita semua.

Shalawat serta salam selalu kita haturkan kepada junjungan nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, kepada keluarga beserta sahabatnya.

Temen-temen yang kami cintai karena Allah. Kalau beberapa minggu yang lalu kami membahas tentang karakteristik lelaki shalih- yang salah satunya adalah ikhlas dalam beramal- maka kali ini yang kedua adalah;

Taat Kepada Allah dan Rasul-Nya.

Generasi manusia terbaik sepanjang sejarah kemanusiaan ialah generasi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan para sahabatnya kemudian generasi tabi’in dan Tabi’ut-Tabi’in. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasaallam telah memberi kabar sekaligus jaminan tentang kemuliaan dan ketinggian derajat generasi-generasi tersebut dengan sabdanya yang artinya:

“Sebaik-baik kurun (abad) ialah abadku kemudian abad sesudahku kemudian abad sesudahku.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi dan Nasa’i)

Informasi ini tidak saja sebagai kabar berita bahkan petunjuk yang sangat jelas dan terang bagi umat islam. Kelak di kemudian hari akan tumbuh berbagai kesamaran (syubhat) dan fitnah yang datang melanda. Sedangkan di saat itu Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam sudah tiada lagi, maka hendaklah umat islam kembali kepada Sunnah Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dengan mengikuti bagaimana cara hidup orang-orang yang telah dijamin kebaikan dan ketinggian martabat dan budi pekertinya di sisi Allah. Dengan mengikuti hidup yang telah ditempuh orang-orang terbaik inilah syarat keselamatan hidup di dunia dan akhirat. Cara inilah yang disebut sebagai Manhaj salafus Shalih.

Gambaran kepatuhan dan ketaatan mereka dapat kita saksikan dalam peristiwa-peristiwa berikut ini:

“Ubaidillah bin Shamid radhiyallahu ‘anh berkata: “Kami keluar bersama Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengikuti perang Badar, maka berhadapan dua golongan dan Allah mengalahkan kaum kafir. Saat aku bersama kawan-kawanku mengejar musuh untuk membunuh mereka, dan sebagian yang lain mengumpulkan apa yang telah ditinggalkan oleh musuh, sedang sebagian yang lain menjaga Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam supaya jangan didekati oleh musuh hingga waktu malam. Maka orang-orang pada kembali berkumpul, maka berkata orang-orang yang mengumpulkan Ghanimah, “Kami yang mengumpulkan, maka kami yang berhak, dan yang lain tidak punya hak dalam Ghanimah ini.” Lalu orang-orang yang mengejar musuh berkata, “Kalian tidak lebih berhak dari kami, sebab kamilah yang menghalau musuh.” Dan orang-orang yang menjaga Nabi berkata, “Kamilah yang berhak karena menjaga keselamatan Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, kami khawatir musuh menculik beliau. Maka karena itulah turun surat Al-Anfal ayat 1. Artinya, “Mereka bertanya kepadamu tentang harta rampasan perang. Katakanlah bahwa harta rampasan perang itu adalah milik Allah dan Rasul-Nya. Maka hendaklah kalian tetap bertaqwa kepada Allah dan memperbaiki apa yang terjadi diantara kamu.” (HR Ahmad)

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anh berkata: “Ketika Perang Badar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Siapa berbuat ini, maka mendapat ini”. Maka bergegaslah para pemuda, sedangkan orang-orang tua tetap menjaga panji (bendera), kemudian setelah selesai (Perang Badar), dan tiba pembagian ghanimah, mereka datang dan meminta apa yang telah dijanjikan Nabi itu. Maka berkatalah orang-orang tua, “Kalian jangan monopoli atas kami, sebab kamilah yang menjadi benteng pertahananmu. Sekiranya kamu tidak dapat bertahan tentu kamu akan lari kepada kami. Karena hal tersebut terjadilah perselisihan, akhirnya Allah menurunkan satu ayat ini.” (HR Abu Dawud).

Dengan turunnya ayat tersebut di atas, berakhirlah pertengkaran dan perbedaan pendapat, ketika ada seruan bahwa harta rampasan perang adalah milik Allah dan Rasul-Nya. Tidak ada lagi suara gerutu, tetapi wajah-wajah shalih menunduk, air mata mengalir. Seakan-akan suara halilintar yang memecah kesunyian, “Itu bukan hak kalian, mengapa kalian bertengkar? Takutlah kepada Allah dan perbaikilah diantara kamu, dan taatlah kepada Allah dan Rasul-Nya, jika kamu benar-benar beriman”. Hati yang penuh iman, begitu dibacakan ayat-ayat Allah dan diperingatkan dengan wahyu-Nya, seraya mereka bersujud. Diantara orang-orang shalih, terkadang muncul perselisihan atau perbedaan pendapat. Tetapi persaudaraan yang dibangun di atas fondasi aqidah sedemikian kuat. Kasih sayang di antara mereka begitu mendalam, sehingga mampu meretas (melerai) kebekuan hati, dan perbedaan yang muncul tidak membuat mereka saling bermusuhan. Mereka semua kembali kepada pangkuan Allah dan Rasul-Nya, dan menyerah patuh manakala wahyu allah datang memberi jalan keluar bagi persoalan yang mereka hadapi.

“Mereka berkata, “Kami mendengar dan kami siap mematuhi.” Sambil berdo’a,”Ampunilah kami ya Rabb kami, dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS al-Baqarah: 285)


Dan pada waktu perjanjian Hudaibiyah yang menghebohkan kaum muslimin, yang hasilnya membuat mereka kecewa. Maka ketika urusan telah selesai dan tidak tinggal kecuali kitab, Umar mendatangi Abu Bakar dan berkata:
Umar : “Wahai abu Bakar, bukankah dia Rasulullah dan kita ini muslimin?”
Abu Bakar : “Ya, kita muslimin.”
Umar : “Bukankah mereka musyrik?”
Abu Bakar : “Ya, mereka musyrik.”
Umar : “Maka apa alasan kita memberikan kerendahan atas dien kita?”
Abu Bakar : “Wahai Umar, pahamilah duduk persoalan dan sesungguhnya dia adalah Rasulullah”.

Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam dan berkata:
Umar : “wahai Rasulullah, bukankah engkau ini rasul dan kita ini muslimin?”
Rasul : “Ya”.
Umar : “Bukankah mereka musyrik?”
Rasul : “Ya”.
Umar : “Apa alasan kita memberikan kerendahan atas dien kita?”
Rasul : “Aku adalah hamba Allah dan Rasul-Nya, tidak sekali-kali aku akan menyalahi perintah-Nya, dan Allah sekali-kali tidak akan membiarkan aku.
Umar : “Aku masih tetap bersedekah, shaum, shalat dan membebaskan Orang seperti yang aku perbuat pada hari ini, karena aku takut terhadap ucapan yang telah aku ucapkan dan aku berharap semuanya baik.
Umar yang pemberani, yang gagah dan perkasa. Siapa pun diterjang jika tak sesuai dengan pemikirannya yang cerdas dan perasaan yang tajam. Tetapi jika datang peringatan Allah dan Rasul-Nya, meskipun datang dari seorang hamba atau seorang wanita, maka Umar langsung tunduk dan bersujud kepada Allah dan patuh kepada tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam .

Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda yang artinya:

“Atas seorang muslim wajib mendengar dan taat dalam hal yang ia suka dan tidak suka, kecuali diperintah kepada maksiat. Maka jika diperintah dalam hal maksiat, tidak boleh mendengar dan taat.” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, at-Tirmidzi, Nasa’I, Abu Dawud, dan Ibnu majah).

Tarbiyah Nabawiyah dan pembinaan ini betul-betul telah menjadi darah daging bagi seluruh sahabat Nabi di masa hidup beliau. Lihatlah perselisihan dikalangan para sahabat dalam hal pembagian ghanimah, ketika usai perang Badar Kubra, ketika terjadi perjanjian Hudaibiyah. Sehingga Ali bin Abi Thalib pun enggan diperintah menghapus kata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam yang telah ditulis di atas kertas perjanjian. Terpaksa Rasulullah sendiri yang menghapusnya. Selain Umar bin Khaththab dan Ali bin Abi Thalib yang tidak puas dengan isi perjanjian tersebut, sahabat-sahabat yang lain pun merasa geram dan marah serta tidak puas. Tetapi ketika telah diambil keputusan, tidak seorang pun yang menolak dan membantah.

Demikianlah gambaran ketaatan dan kepatuhan seorang shalih kepada Allah dan Rasul-Nya. Semoga kita dapat mengambil ‘Ibrah dan pelajaran serta sifat-sifat para shalihin dan masa lampau.

Semoga bermanfaat,

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Sumber: Karakteristik Lelaki Shalih, Abu Muhammad Jibriel Abdul Rahman