Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Apa kabar temen-temen? Semoga tetap semangat dalam belajar memperbaiki diri menuju kualitas diri yang Allah ridhai.
Shalawat serta salam tetaplah atas Nabi yang Ummi, manusia termulia, paling bertaqwa, semoga kita termasuk umatnya yang mendapat syafa’at di akhirat nanti, amin.
JANGAN LATAH!
Yakni, jangan mudah mengenakan dan meniru ciri kepribadian umat lain. Karena, itu akan menjadi petaka yang tak mudah reda bagimu. Orang-orang yang lupa dengan dirinya sendiri, suaranya, gerakan tubuhnya, ucapannya, dan kondisinya sendiri, kebanyakan akan meniru budaya bangsa lain. Dan itulah yang di sebut dengan latah, mengada-ada, berpura-pura, dan membunuh paksa bentuk dan wujud dirinya sendiri.
Sejak zaman Nabi Adam hingga makhluk terakhir ciptaan Allah, tak pernah ada dua orang yang sama persis rupanya, maka mengapa masih ada orang-orang yang memaksa diri untuk menyamakan perilaku dan kepribadiannya dengan bangsa lain?.
Saya dan Anda merupakan sesuatu yang lain daripada yang lain. Tak seorang pun yang menyerupai Anda dalam catatan sejarah kehidupan ini. Belum pernah ada seorang pun yang diciptakan sama dengan Anda, dan tidak akan pernah ada orang yang akan serupa dengan Anda di kemudian hari.
Tetaplah berpijak dan berjalan pada kondisi dan karakter Anda sendiri.
“Sungguh, tiap-tiap suku telah mengetahui tempat minumnya (masing-masing).” (QS Al-Baqarah: 60)
“Dan, tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka, berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan.” (QS Al-Baqarah: 148).
Hiduplah sebagaimana Anda diciptakan; jangan mengubah suara, mengganti intonasinya, dan jangan pula merubah cara berjalan Anda! Tuntunlah diri Anda dengan wahyu Ilahi, tapi juga jangan melupakan kondisi Anda dan membunuh kemerdekaan Anda sendiri.
Anda memiliki corak dan warna tersendiri. Dan kami menginginkan agar Anda tetap seperti itu; dengan corak dan warna Anda sendiri. Sebab Anda memang diciptakan demikian adanya. Kami mengenal Anda seperti itu, maka jangan pernah latah dengan meniru-niru orang lain.
Umat manusia-dengan pelbagai macam tabiat dan wataknya-seperti alam tumbuhan: ada yang manis dan asam, ada yang panjang dan pendek. Dan seperti itulah seharusnya umat manusia. Jika Anda seperti pisang, Anda tak perlu mengubah diri Anda menjadi bambu, sebab harga dan keindahan Anda akan tampak jika Anda menjadi pisang.
Begitulah, sesungguhnya perbedaan warna kulit, bahasa, dan kemampuan kita masing-masing merupakan tanda-tanda kebesaran Sang Maha Pencipta. Karena itu, jangan sekali-kali mengingkari tanda-tanda kebesaran-Nya.
Wallahu a’lam,
Semoga bermanfaat.
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: La Tahzan, Dr. ‘Aidh al-Qarni
Rabu, 13 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar