Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Apa kabar temen-temen? Bagaimana Kabar kedua orang tua kita? Semoga mereka semua selalu dalam lindungan Allah Subhanahu wata’ala, amin.
BERBAKTI KEPADA KEDUA ORANG TUA
Bismillahirrahmanirrahiim..
Allah berfirman yang artinya:
“Sembahlah Allah dan janganlah kamu mempersekutukan –Nya dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada kedua ibu bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat, dan tetangga yang jauh, teman sejawat, ibnu sabil, dan hamba sahayamu. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong dan membangga-banggakan diri.” (an-Nisa: 36)
Allah berfirman dalam ayat lain:
“ Dan Rabbmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah selain Dia, hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu-bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam permeliharaaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan ‘ah’ dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia. Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kasih sayang dan ucapkanlah: Wahai Rabbku, kasihanilah mereka sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil.” (al-Isra’23,24)
“ Dan Kami perintahkan manusia (berbuat baik) kepada dua orang ibu-bapaknya. Ibunya telah mengandungnya dalam keadaan lemah yang bertambah-tambah, dan menyapihnya dalam dua tahun. Bersyukurlah Kepada-Ku dan kepada dua orang ibu-bapakmu. Hanya kepada-Ku lah kembalimu.” (Lukman:14)
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata, Seorang laki-laki (Muawiyah bin Hiidah) datang menemui Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam dan bertanya, “Ya Rasulallah, siapakah orang yang lebih berhak untuk ku perlakukan dengan baik? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “ Ibumu”. Dia bertanya,” Lalu siapa? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “ Ibumu”. ”. Dia bertanya,” Lalu siapa? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “ Ibumu”. ”. Dia bertanya,” Lalu siapa? ? Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “ Ayahmu”. (Muttafaq ‘alaih)
Adapun kewajiban anak terhadap orang tua, antara lain:
1. Memberi makan bila dibutuhkan.
2. Melayani jika dibutuhkan.
3. Memenuhi bila dipanggil.
4. Melaksanakan perintahnya yang tidak salah.
5. Berbicara dengan lembut.
6. Sopan dihadapannya.
7. Memenuhi kebutuhan sandangnya bila dikehendaki sesuai dengan kemampuan.
8. Berjalan di belakangnya.
9. Merelakan untuknya apa yang disukai.
10. Dan berdoa memintakan ampun baginya dalam setiap doa.
Diriwayatkan oleh Al-Faqih bahwa ia ditanya tentang keadaan orang tua yang meninggal, tapi dalam keadaan marah dengan anaknya, apakah dapat diminta ridhanya setelah meninggal? Ia menjawab, bahwa hal itu dapat diatasi dengan tiga cara:
1. Anak itu harus menjadi anak yang shalih,
2. Anak itu hendaknya mengadakan hubungan yang baik dengan kerabat-kerabatnya, dan saudara-saudaranya,
3. Selalu memintakan ampun untuk keduanya dan hendaknya bershadaqah bagi keduanya. (Tanbihul Ghafilin)
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu bahwa Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Apabila anak Adam telah meninggal, maka putuslah amalnya, kecuali tiga perkara: Sadaqah jariyah, anak shalih yang selalu mendoakan orang tuanya dengan ampunan, atau ilmu yang bermanfaat sesudahnya.”
Tentunya kita semua tahu bahwa Ridha Allah itu berkaitan dengan ridha kedua orang tua dan Murka Allah berkaitan juga dengan murka kedua orang tua.
Dikisahkan, bahwa Musa Alaihissalam berkata, “Ya Ilahi tunjukkanlah saya , siapa teman saya di Surga? Maka Allah berfirman: “Pergilah engkau ke Negara ini dan ke pasar ini, maka kamu akan mendapati di sana seorang laki-laki penjual daging yang wajahnya seperti demikian, itulah dia temanmu di Surga. Nabi Musa pun kemudian pergi ke toko dan berhenti di sana sampai senja, penjual daging itu mengambil sepotong daging dan melemparkannya ke dalam suatu bakul, maka setelah ia hendak pulang, Nabi Musa Alaihissalam berkata kepadanya: “Apakah engkau mempunyai seorang tamu?” Ia menjawab, “Iya”. Mereka berdua berjalan hingga sampai di rumahnya, kemudian ia mulai memasak sop dari daging, kemudian ia mengeluarkan bakulnya keluar rumah dan di dalamnya ada wanita yang sudah amat tua dan kurus seperti seekor burung merpati. Kemudian dikeluarkanlah wanita tua itu dan diberinya beberapa sendok makan sampai kenyang. Kemudia dicucikan pakaiannya serta dijemurnya kemudian permpuan itu dimasukkan kembali ke dalam bakul itu, maka bergeraklah kedua bibir perempuan tua itu. Maka Musa berkata: “Aku telah melihat wanita tua tadi berbicara. Kemudian anak laki-laki ini mengangkat perempuan itu diatas sebuah dipan, lalu Musa berkata, apa yang engkau lakukan?” Laki-laki itu menjawab,”Sesungguhnya perempuan ini adalah ibu saya, ia telah lemah dan kurus sehingga ia tak bisa duduk.” Maka Musa Alaihissalam berkata: “ Bahagialah engkau, dan aku ini adalah Musa temanmu nanti di Surga. Semoga Allah meringankan beban penderitaan yang diderita oleh ibumu dam memudahkan pertemuan kita di Surga karena kehormatan Asma-Nya yang indah dan sebab kemuliaan manusia yang paling utama.
Semoga bermanfaat,
#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.
Sumber: Kumpulan Hadits dari Riyadhus Shalihin, Imam An-Nawawi.
Butir-butir Mutiara Hikmat, Usman Asy Syakir Al Khaubawiyyi
Selasa, 12 Januari 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar