Selasa, 12 Januari 2010

BERHENTI SOMBONG

Assalamu’alaikum Warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar temen-temen?
Syukur Alhamdulillah kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wata’ala, Dzat yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang, Hanya Dia-lah yang berhak menyandang kebesaran, Selendang Keagungan yang tak seorang hamba pun berhak menyandangnya. Karena menyandangnya berarti telah menentang Dzat yang berhak memilikinya.

Shalawat serta salam kita haturkan kepada junjungan Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, penghulu para Nabi, Manusia termulia di sisi-Nya, kepada keluarganya, sahabatnya dan merambah kepada kita semua sebagai umatnya sampai nyaumil akhir nanti. Amin.

BERHENTI SOMBONG

“Janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong, karena kamu tidak akan mampu membuat bumi terbelah dan mencapai ketinggian gunung-gunung. Sikap seperti itu sungguh dibenci oleh Rabb-mu” (al-Isra’)

Open Up Your Mind

Sikap sombong atau tinggi hati biasanya muncul disebabkan oleh tiga hal; Sok berkuasa (Mutakabbir), Sok paling hebat (Muhtaal), dan Sok paling kaya (Fahuur). Sikap sombong bisa saja bersemayam pada diri kita tapi kita tidak menyadarinya. Sikap sombong juga bagian dari potensi yang dengan mudah dijadikan intrik dan rekayasa setan agar manusia tergelincir. Kenapa?

Karena jika sikap sombong itu sudah berhasil ditanamkan dalam hati manusia, maka dengan mudah manusia dapat dipengaruhi dan dikontrol. Selanjutnya manusia diprogram untuk menjadi pemberontak, pembangkang dan kafir kepada Allah subhanahu wata’ala. Dan setan tentu sangat berkepentingan sekali dengan sikap ini, karena sesuai misi yang dimilikinya.

Sikap sombong adalah sikap pertama yang dibenci Allah Subhanahu wata’ala. Dalam rekaman Al-Qur’an, peristiwa drama kosmik pertama yang terjadi adalah drama penciptaan Adam Alaihissalam-moyang seluruh manusia. Dan ketika Allah Subhanahu wata’ala menciptakan Adam Alaihissalam, semua malaikat diperintahkan untuk sujud, dan semua tunduk. Sementara iblis-moyangnya setan menolak.

Menurut persepsi iblis, Adam Alaihissalam, yang tercipta dari unsur-unsur tanah tidak pantas untuk dihornmati. Dirinya yang diciptakan dari api adalah paling layak. Karenanya iblis kemudian melakukan pemberontakan.

Allah Subhanahu wata’ala sangat murka dengan sikap iblis hingga akhirnya iblis diusir dari surga. Sikap sombong tidak pantas dikenakan oleh manusia karena manusia tidak memiliki daya dan kekuatan, kekayaan, ilmu pengetahuan dan lain-lain, kalau Allah Subhanahu wata’ala tidak memberikannya.

Sikap sombong juga sering mengakibatkan orang susah untuk maju dan berprestasi. Dalam Al-Qur’an orang sombong digambarkan sebagai orang-orang yang hatinya terkunci, tersegel, tertutup (quluubunaa hulp).

Ketertutupan hati biasanya dicirikan dengan sikap apatis dan benci yang keseluruhannya juga punya koneksi kuat dengan keseluruhan mekanisme otak. Sikap apatis dan benci tidak merangsang kerja otak, tapi malah sebaliknya menghalangi. Akibatnya otak tidak responsive lagi.

Jadi, setelah kita menyadari dan memahami kalau sikap sombong itu amat dibenci oleh Allah Subhanahu wata’ala dan merugikan diri kita sendiri; apakah kita akan membiarkan sikap itu menelusup dan bersemayam dalam dada kita?

So, mengapa kita tidak berusaha meninggalkan sikap sombong saja?

“Kalau kamu tidak mau mendengar nasehat dokter, maka puaslah dengan sakitmu. Dan, bila kamu tidak mendengar nasehat gurumu, maka puaslah dengan kebodohanmu” (Kearifan Arab)

Wallahu a’lam, semoga bermanfaat.

#BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI#

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar