Selasa, 12 Januari 2010

MURAQABAH (Menjaga Diri)

MURAQABAH (Menjaga Diri)

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah, wa syukurillah kami masih bisa manyapa Anda kembali untuk sama-sama belajar tentang agama ini, yang tak pernah habis ilmu-Nya meski air dilautan kita jadikan tinta, dan pohon-pohon sebagai pena dan di datangkan sebanyak itu pula, niscaya akan kering lautan itu sebelum habis mencatat ilmu-Nya. Subhanallah….

Salam serta shalawat semoga tetap tercurah kepada Nabi besar Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabat, dan merambah kepada umatnya. Amat berat terasa penderitaan yang dirasakan umatnya, begitu menginginkan keimanan bagi meraka dan amat belas kasih kepada umatnya.

Sahabat, ketahuilah bahwa Allah Maha Melihat, Maha Menatap. Setiap nafas kehidupan, setiap langkah kaki perjuangan tidak lepas dari pengawasan-Nya.

“Yang melihat kamu ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan melihat pula gerak badanmu diantara orang-orang yang sujud.” (Asy-Syu’ara: 218-219).

“Allah senantiasa bersama kamu sekalian di manapun kamu berada.” (Al-hadid: 4)

“Sesungguhnya bagi Allah tidak ada satupun yang tersembunyi di bumi dan tidak (pula) di langit.” (Ali Imran: 5)

“Dia mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan apa yang disembunyikan oleh hati.” (Al-Mu’min: 19)

“Sesungguhnya Rabb-mu benar-benar mengawasi.” (Al-Fajr: 14)

Begitulah sahabat, Allah menfirmankan dalam kitab suci Al-Qur’an. Setiap diri harus bisa menjaga diri dari hal-hal yang mendatangkan murka-Nya dan berusaha sekuat tenaga untuk melakukan hal-hal yang mendatangkan ridha-Nya. Karena apapun yang menjadi perintah-Nya pasti mengandung banyak manfaat bagi sang hamba, begitu sebaliknya, apa-apa yang menjadi larangan-Nya pasti terdapat mudharat di dalam-Nya. Allah Maha Mengetahui sedang kita tidak mengetahui.

Abu Dzar bin Junadah dan Abu Abdurrahman Muadz bin Jabal radhiyallahu ‘anh, dari Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda, “Bertaqwalah kepada Allah di mana saja kamu berada. Sertailah (tutuplah) kejelekan itu dengan kebaikan, niscaya kebaikan tadi akan menghapus kejelekan, dan gaulilah manusia dengan akhlaq yang baik.” (HR Tirmidzi).

Ibnu Abbas radhiyallahu’anh ia berkata: “Kali tertentu saya berada di belakang Nabi Shallallahu ‘alaihi wasallam kemudian beliau bersabda, “Hai anak kecil, aku akan mengajarkan kepadamu beberapa kalimat, yaitu: “Jagalah (perintah) Allah, niscaya Ia akan menjaga dirimu, jagalah (larangan) Allah niscaya kamu dapati Allah selalu di hadapanmu. Jika engkau minta, mintalah kepada Allah, dan jika engkau meminta pertolongan maka mintalah pertolongan kepada Allah. Dan ketahuilah, jika umat manusia bersatu untuk memberikan manfaat (kebaikan) kepadamu niscaya mereka tidak akan dapat melakukan hal itu kepadamu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Dan jika mereka bersatu hendak mencelakakan dirimu niscaya mereka tidak dapat mencelakakan dirimu kecuali dengan sesuatu yang telah ditentukan Allah padamu. Telah diangkat pena dan telah keringlah (tinta) lembaran-lembaran itu.” (HR Imam Tirmidzi). Dalam riwayat lain selain Tirmidzi dikatakan, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallamm bersabda, “Peliharalah (perintah) Allah niscaya engkau akan menemui-Nya di hadapanmu. Hendaklah engkau mengingat Allah diwaktu lapang (senang), niscaya Allah akan mengingatmu di waktu susahmu. Ketahuilah, sesungguhnya sesuatu yang seharusnya luput mengenaimu, tentulah sesuatu itu tidak akan mengenaimu. Ketahuilah, sesungguhnya kemenangan itu disertai kesabaran, kesenangan itu ada kesudahan, dan sesudah kesulitan pasti ada kemudahan.

Kiranya jelas sahabat, marilah sekuat tenaga kita ber-muraqabah, menjaga diri dari hal-hal yang menjadi perintah dan larangan-Nya. Setiap kita adalah pemimpin bagi diri kita sendiri, dan akan dimintai pertanggungjawaban atas apa yang dipimpinnya kelak di yaumil akhir. Semoga Allah selalu memberikan taufiq dan hidayah-Nya kepada kita semua. Amin ya Rabbal’alamiin.

Wallahua’lam.
Semoga bermanfaat.

^^BERSIHKAN HATI MENUJU RIDHA ILAHI^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.


Referensi: Kumpulan Hadits dari Riyadhus Shalihin Edisi Kantong, Imam An-Nawawi dengan beberapa tambahan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar