Jumat, 26 Februari 2010

# Keutamaan Wirid.

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Apa kabar sahabat, semoga rahmat Allah selalu terlimpah atas kita semua yang gemar mengkaji ilmu-Nya, amin.

Salam serta shalawat semoga tetap atas nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam beserta keluarga dan sahabatnya.

Alhamdulillah kami bisa menyapa antum wa antunna sekalian setelah beberapa hari ini fakum tanpa ada pesan yang terkirim, semoga Allah senantiasa memberikan keistiqomahan kepada kita dalam upaya saling nasehat-menasehati dalam kebenaran dan kesabaran.

Untuk kesempatan kali ini kami akan membahas mengenai;

WIRID
Allah Subhanahu wata’ala telah menciptakan bumi yang penuh dengan hal-hal yang mudah bagi hamba-hamba-Nya. Hal itu dimaksudkan agar hamba menjadikan bumi Sebagai tempat tinggal. Selanjutnya, semua makhluk harus menyadari bahwa umur yang mereka miliki laksana kapal yang berjalan bersama penumpangnya.

Orang-orang yang tinggal di dunia ini bagaikan pelancong. Tempat tinggal mereka yang pertama adalah buaian dan tempat tinggal mereka yang terakhir adalah liang lahat. Negeri tujuan mereka adalah surga atau neraka. Umur bagaikan jarak perjalanan. Tahun-tahun adalah periode-periode perjalanan. Bulan-bulan yang dilaluinya adalah panjang perjalanan (farsakh). Hari-harinya laksana setiap mil yang ditempuh, dan nafasnya adalah langkah-langkahnya.

Ketaatan-ketaatan yang dijalaninya kepada Allah Subhanahu wata’ala merupakan barang dagangannya dan waktu yang dimiliki adalah modalnya. Syahwat dan hartanya adalah pencuri. Keuntungannya adalah ketika berjumpa dengan Allah Subhanahu wata’ala, yaitu di negeri yang sejahtera (daarus-salaam) bersama Raja Yang Maha Agung dan dipenuhi dengan kenikmatan yang abadi. Adapun kerugiannya adalah jauh dari Allah Subhanahu wata’ala. Semoga Allah melindungi kita semua dari belenggu dan siksaan yang pedih dari neraka Jahim. Karena itulah, orang yang lalai – meski hanya satu nafas – niscaya akan mengalami penyesalan dan merasa merugi tiada akhir dan tanpa batas.

# Keutamaan Wirid.

Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
“Sesungguhnya pada siang hari engkau sangat sibuk dengan urusan-urusan yang panjang. Dan sebutlah nama Rabb-mu, dan beribadahlah kepada-Nya dengan sepenuh hati.” (al-Muzammil: 7-8)

Di dalam ayat lain, Allah Subhanahu wata’ala berfirman,
“Dan sebutlah nama Rabb-mu pada (waktu) pagi dan petang. Dan pada sebagian dari malam, maka bersujudlah kepada-Nya dan bertasbihlah kepada-Nya pada bagian yang panjang di malam hari. (al-Insan: 25-26).

Jika kita ingin meraih kebahagiaan dan tidak mengalami kesengsaraan, maka pergunakanlah waktu siang dan malam dengan ketaatan kepada-Nya, sebagaimana yang telah diperlihatkan oleh pemimpin para rasul, Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam, meskipun Allah Subhanahu wata’ala telah mengampuni dosa-dosa beliau yang terdahulu dan yang akan datang, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam tetap di perintahkan untuk taat kepada-Nya.

Dengan begitu, kita lebih patut untuk istiqomah dengan ketaatan walaupun dalam keadaan bahaya. Karena itu, janganlah kita terlalu menyibukkan diri mencari nafkah dan urusan-urusan duniawi, kecuali sekedar untuk mencukupi kebutuhan. Selain itu, pergunakanlah waktu kita untuk urusan akhirat dan jangan meninggalkan shalat malam (tahajud).

Berkenaan dengan hal ini, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Hendaklah seorang hamba melaksanakan qiyamulail, walaupun durasi waktunya sama dengan ketika memerah susu kambing.” (HR Thabrani).

Berdasarkan penjelasan di atas, seyogianya kita tidak bernafsu untuk tidur dengan mempersiapkan alas tidur yang empuk. Sebaliknya, sibukkanlah diri kita dengan shalat dan dzikir hingga mengantuk.
Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Setan mengikat tengkuk seseorang dari kalian dengan tiga ikatan ketika tidur. Pada setiap ikatan, setan akan memukul seraya berkata, ‘Tidurlah karena malam masih panjang.’ Jika ia bangun dan menyebut (mengingat) Allah Subhanahu wata’ala, lepaslah satu ikatan. Jika kemudian berwudhu, lepaslah satu ikatan lagi, dan apabila melaksanakan shalat, lepaslah ikatan yang terakhir. Setelah itu, ia pun menjadi rajin beribadah dan jiwanya menjadi baik. Jika tidak begitu, maka ia akan berjiwa buruk dan pemalas.” (HR Bukhari, Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah, Ahmad dan Nasa’i).

Di dalam suatu riwayat diceritakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam diberitahu tentang seorang laki-laki yang selalu tidur sepanjang malam hingga menjelang pagi. Tentang orang itu, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
“Telinga orang itu telah dikencingi setan” (HR Bukhari, Muslim, Ahmad, Nasa’I dan Baihaqi).

Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam juga bersabda,

“Dua rakaat yang dilakukan oleh seorang hamba pada tengah malam, lebih baik baginya dari pada dunia beserta isinya. Kalau saja aku tidak ingin memberatkan umatku, niscaya akan aku wajibkan shalat malam (tahajud) kepada mereka.”

Wallahu a’lam.

Semoga bermanfaat.

^^Bersihkan hati menuju ridha Ilahi^^

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.




Sumber: Mukhtashar Ihya Ulumuddin, Imam Ghazali

Tidak ada komentar:

Posting Komentar